Suara.com - Sacred Heart Hospital of Hallym university di Korea Selatan, diduga memaksa perempuan perawatnya menari striptis di hadapan pejabat tinggi rumah sakit tersebut.
Sejumlah perawat RS itu, seperti dilansir Korea Times, Rabu (15/11/2017), mengakui dipaksa menari erotis di hadapan bos-bos mereka dalam satu acara formal.
Mereka merasa malu, karena harus menari erotis di hadapan sedikitnya 1.000 rekan kerja dan pejabat.
Baca Juga: Presiden Duterte Kesal kepada PM Kanada Justin Trudeau
Kasus ini terungkap setelah video amatir para perawat tengah menari erotis dalam acara itu tersebar di media sosial. Video itu memicu kecaman publik.
Video itu sendiri diunggah oleh akun bernama “Whistleblower” ke Facebook. Menurut akun tersebut, pemaksaan terhadap perawat untuk menari striptis itu bukan kali pertama dilakukan atasan-atasan mereka.
Asosiasi perawat Korsel juga membenarkan adanya pemaksaan terhadap rekan-rekan mereka di RS tersebut.
”Perawat yang dipaksa menari erotis biasanya karyawan baru, sehingga mereka cenderung tak bisa menolak perintah itu. Mereka dipaksa menari di depan pejabat RS,” demikian pernyataan asosiasi tersebut.
Sementara seorang perawat menuliskan di media sosial, mengenai pengalamannya dipaksa menari striptis di hadapan pejabat RS.
Baca Juga: Dua Brimob Ditembak Kelompok Bersenjata di Papua, 1 Tewas
“Kami diminta menunjukkan mimik muka yang sugestif secara seksual selama menari. Kami terlebih dulu diberi pelatihan menari erotis, dan diminta membuat gerakan yang memancing birahi,” tulis perawat tersebut.
Ia mengatakan, sejumlah perawat yang dipaksa menari tak bisa menahan tangisan karena seringkali mendapat celetukan bernada menghina serta melecehkan dari pejabat RS tersebut.
Kementerian perburuhan Korsel mengakui tengah menginvestigasi pemaksaan tersebut.
“Kami masih menginvestigasi. Kalau ditemukan pelanggaran, kami akan panggil pejabat RS itu untuk diminta pertanggungjawaban,” tegas juru bicara kementerian.