Dibilang 'Tua', Trump Sebut Kim Jong-Un 'Pendek dan Gemuk'

Dythia Novianty Suara.Com
Rabu, 15 November 2017 | 07:28 WIB
Dibilang 'Tua', Trump Sebut Kim Jong-Un 'Pendek dan Gemuk'
Donald Trump dan Kim Jong-Un. [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hubungan Donald Trump semakin memanas dengan Kim Jong-Un. Kali ini, Presiden AS itu menyebut pemimpin Korea Utara tersebut 'pendek dan gemuk'.

Semua itu diungkapnya dalam tweet di akun resminya.

"Mengapa Kim Jong-un menghina saya dengan memanggil saya 'tua', ketika saya tidak pernah akan memanggilnya 'pendek dan gemuk? Oh, baiklah saya berusaha keras untuk menjadi temannya - dan mungkin suatu hari nanti hal itu akan terjadi!" kicaunya.

Cuitan Trump kepada Kim Jong-Un. [Twitter]

Baca Juga: Trump dan Duterte Akhirnya Bertemu di KTT APEC

Dia mengatakannya setelah Pemimpin Korea Utara itu menyebut pidato Trump di Korea Selatan dengan sebutan 'orang gila tua'. Trump sebelumnya telah memperingatkan Korea Utara.

"Jangan meremehkan kami. Dan jangan coba... Senjata yang Anda dapatkan tidak membuat Anda lebih aman, mereka membahayakan rezim Anda dalam bahaya besar. Setiap langkah yang Anda ambil di jalan yang gelap ini akan meningkatkan bahaya yang Anda hadapi," ujarnya.

Tapi saat ditanya di Vietnam, apakah kedua negara bisa menjadi teman, Trump pun menjawab.

"Tentu, ini adalah sesuatu yang bisa terjadi. Saya tidak tahu itu akan, tapi akan sangat, sangat bagus jika itu terjadi," jawabnya.

Di saat yang sama, dengan memanfaatkan batas 280 karakter baru, Trump menyinggung 'pembenci dan orang bodoh' yang mengkritik kebijakannya.

Baca Juga: Donald Trump: Presiden Jokowi, Selamat atas Pernikahan Kahiyang

Cuitan Trump soal kerja sama dengan Rusia. [Twitter]

"Kapan semua pembenci dan orang bodoh di luar sana menyadari bahwa memiliki hubungan baik dengan Rusia adalah hal yang baik, bukan hal yang buruk. Ada yang selalu main politik - buruk bagi negara kita. Saya ingin menyelesaikan Korea Utara, Suriah, Ukraina, terorisme, dan Rusia dapat sangat membantu!" katanya. [Metro]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI