Imigrasi Malaysia Razia 440 Pendatang Ilegal, Termasuk Indonesia

Chaerunnisa Suara.Com
Selasa, 14 November 2017 | 22:47 WIB
Imigrasi Malaysia Razia 440 Pendatang Ilegal, Termasuk Indonesia
Keterangan pers pengawasan dan penindakan keimigrasian di Kantor Imigrasi Kelas I, Jakarta Pusat, Jumat (10/11).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jabatan Imigrasi Malaysia menahan 440 pendatang ilegal atau pendatang tanpa izin (PATI) dalam operasi di sekitar Jalan Bukit Bintang Kuala Lumpur, Selasa petang.

Ketua Pengarah Jabatan Imigresen, Datuk Seri Mustafar Ali, mengatakan operasi yang berlangsung dua jam mulai pukul 17.00 petang berlangsung di pusat perniagaan di Jalan Alor dan Jalan Changkat di Bukit Bintang.

Mustafar mengatakan, sebanyak 915 warga asing yang kebanyakan bekerja di tempat perniagaan tersebut diperiksa dalam operasi terkait.

Berdasarkan pemeriksaan yang dijalankan, sebanyak 440 warga asing terdiri daripada 389 lelaki dan 47 wanita serta empat anak-anak berusia antara empat hari hingga 50 tahun ditahan.

Baca Juga: Imigrasi Meulaboh Gelar Razia Orang Asing

"Warga Bangladesh merupakan warga paling banyak ditahan, diikuti Vietnam, Indonesia, Pakistan, India, Yaman dan beberapa negara lain," katanya, seperti diwartakan Antara.

Dia mengatakan, kesalahan utama mereka yang ditahan adalah tidak memiliki dokumen perjalanan sah dan paspor kadaluarsa.

"Operasi dilakukan menyusul pengaduan mengenai membanjirnya warga asing di lokasi tersebut," ungkapnya.

Sebanyak 267 anggota melakukan operasi diantaranya Jabatan Pendaftaran Negara, Dewan Bandaraya Kuala Lumpur, Suruhanjaya Syarikat Malaysia dan Pasukan Gerakan Am.

Dia mengatakan, keterlibatan anggota yang banyak karena faktor kawasan operasi yang luas dan menjadi tumpuan pelancong dan memastikan tidak ada pendatang ilegal yang lepas.

Baca Juga: Buru Bos Prostitusi Gay di Luar Negeri, Polisi Gandeng Imigrasi

Mustafar mengungkapkan, semua pendatang ilegal ditahan dibawa ke depo tahanan Imigresen Bukit Jalil untuk penyelidikan lebih lanjut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI