Suara.com - Basulfi Tarsiwan (39), orang yang mencoba menyusup ke Istana Kepresidenan, Jakarta, ternyata pernah menjadi pasien rumah sakit jiwa di Banyumas, Jawa Tengah.
Basulfi pernah menjadi pasien RSJ di daerah itu selama tiga bulan. Hal itu terungkap seusai polisi meminta keterangan kakak kandung Basulfi.
"Jadi untuk kakak pelaku sudah kami hubungi. Kakaknya menyampaikan bahwa tahun 2016 yang bersangkutan pernah berobat di RS Jiwa di Banyumas selama 3 bulan," kata Kepala Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono, Selasa (14/11/2017).
Menurut Argo, keberadaan Basulfi juga baru diketahui keluarga, seusai kasus penyusupan ini terungkap. Sebab, pria asal Banyumas itu sempat terpisah saat berpergian dengan kakak kandungnya di Jakarta.
Baca Juga: Warga Kristen Cina Diminta Ganti Foto Yesus dengan Gambar Jinping
"Dia akan pulang Banyumas dengan kakaknya, tapi sampai di Jakarta, BT menghilang dan kakaknya tidak bisa mencari adiknya ini. Yang bersangkutan menghilang ternyata dia datang ke Istana Negara," terangnya.
Argo juga menyampaikan aksi penyusupan pelaku di istana itu tidak ada kaitan dengan jaringan kelompok teroris ISIS. Hal itu diketahui ketika polisi memeriksa Basulfi setelah diringkus.
Awal penangkapan Basulfi dilakukan setelah petugas mencurigai lelaki asal Banyumas itu berlalu lalang di depan Istana Kepresidenan, Senin (13/11) malam. Saat itu, pria tersebut mendatangi pos penjagaan istana untuk bisa bertemu Presiden Joko Widodo.
Namun, karena kedatangannya dianggap tidak sesusai prosedur, petugas menangkap Basulfi. Saat hendak diringkus, Basulfi melakukan perlawanan dengan menyerang petugas dan menyebut ISIS.
Saat ini, polisi masih melakukan pemeriksaan kepada Basulfi di Polres Gambir.
Baca Juga: Ibu Bunuh Anak karena Ngompol, Polisi Cari Pria yang Menghamili