Suara.com - Anggota Komisi I DPR RI, Muhamad Arwani Thomafi mengatakan bahwa calon Panglima TNI yang akan datang memiliki peran yang strategis. Terutama terkait dengan sejumlah agenda politik tahun 2018 dengan pilkada serentak dan pemilu serentak di 2019.
"Memastikan TNI tidak berpolitik praktis, imparsial dan teguh mengawal kedaulatan NKRI menjadi agenda penting di bawah komando Panglima TNI yang baru," kata Arwani di Jakarta, Selasa (14/11/2017).
Ia menegaskan bahwa agenda modernisasi kekuatan TNI serta persoalan kesejahteraan TNI juga menjadi pekerjaan rumah mesti harus terus dikawal oleh siapapun yang menjadi Panglima TNI.
Baca Juga: Setara Minta Jokowi Angkat Panglima TNI Baru yang Tak Bikin Gaduh
"Konstitusi memberikan mandat penuh kepada Presiden untuk mengusulkan pergantian panglima TNI. Kapan dan dari angkatan mana, biarlah pembahasan hal itu tidak menjadi ruang yang akan mengurangi hak prerogatif Presiden," jelasnya.
TNI mempunyai tradisi pengkaderan yang sangat bagus dan teruji. TNI juga mempunyai banyak stok kader yang selain professional dan tangguh, juga sangat siap untuk mengisi estafet kepemimpinan di TNI.
"Presiden tinggal milih saja. Domain kami nanti soal setuju atau tidak," tutup politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tersebut.
Sebagaimana diketahui, masa jabatan Jenderal Gatot Nurmantyo sebagai Panglima TNI akan berakhir pada Maret 2018. Dengan demikian, masa bakti Jenderal Gatot tinggal empat bulan lagi.
Baca Juga: Jokowi Diminta Pilih Panglima TNI Baru Tak Seperti Gatot