Ibu Bunuh Anak, Sepeda Jengki Pink Itu Masih Di Bawah Tangga

Siswanto Suara.Com
Senin, 13 November 2017 | 19:07 WIB
Ibu Bunuh Anak, Sepeda Jengki Pink Itu Masih Di Bawah Tangga
Sepeda jengki milik Novi yang biasa buat antar anaknya, GW [suara.com/Della Cornelia]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Sepeda jengki warna pink masih ditaruh di dekat tangga menuju lantai dua.

Sepeda itu milik Novi (26). Novi tersangka kasus penganiayaan yang mengakibatkan anaknya, GW (5), kehilangan nyawa.

Dalam keranjang sepeda masih dipenuhi plastik kresek warna hitam. Sebuah jepitan warna pink yang biasa untuk mengamankan pakaian di tali jemuran masih nyantol di keranjang. Pada bagian tempat duduk, ditaruh helm dominan warna putih bergambar Minion.

Tempat duduk kecil untuk bocah di bagian belakang sepeda merek City Bike itu mengingatkan pada bocah GW.

Sepeda itulah yang saban hari dipakai Novi untuk mengantarkan GW ke sekolah. Sepeda ini pula yang digunakan untuk jalan-jalan, juga ke warung makan.

“Dia suka nganter anaknya pakai sepeda, tuh, tuh sepedanya,” kata tetangga kamar kos Novi, Opik (18), di rumah kos Jalan Asem Raya, nomor 1, RT 6, RW 8, Duri Kepa, Kebun Jeruk, Jakarta Barat, kepada Suara.com, Senin (13/11/2017).

Novi seorang single parent. Dia berpisah dengan suaminya sekitar setengah tahun yang lalu. Pekerjaan sehari-harinya jualan di online shop, tetangga ada yang bilang dia nyambi tukang cuci pakaian.

Di kamar kos itu, Novi tinggal di lantai dua, tepatnya kamar nomor 203. Kamar tempat GW meninggal dunia setelah dianiaya Novi pada pada Sabtu (11/11/2017), malam.

Opik tak begitu akrab dengan Novi. Tetapi pada suatu hari, Opik pernah menanyakan pekerjaan Novi.

“Terus dia bilang online shop,” kata Opik.

Mungkin faktor pekerjaan yang membuat NW jarang keluar dari kamar kos sekedar untuk bersosialisasi.

Novi dikenal tetangga kos sebagai pribadi yang tertutup.

Menurut cerita Ketua RT 6 Abdul Rozak untuk memenuhi kebutuhan hidup, Novi masih disubsidi oleh keluarga. Tapi, Abdul tak tahu pasti dimana keluarga Novi tinggal.

“Kalau ekonomi sih saya rasa bukan ya, saya kira mampu,” kata Abdul.
 

Warga terperanjat pada hari itu. GW si bocah manis itu meninggal dunia setelah dianiaya Novi. Tak habis pikir mereka. Selain mungkin karena single parent, ternyata salah satu pemicunya karena Novi kesal karena GW sering nangis dan ngompol.

Sebelum meregang nyawa, malam itu, GW diikat, mukanya disemprot pakai racun nyamuk merek Hit, lalu dibekap pakai plastik kresek.

Abdul berharap kejadian seperti itu tak terulang lagi di kampungnya.

“Saya imbau ke pemilik kos itu kan untuk mempertajam keamanannya di tempat kos itu, jadi jangan sampai terulang kembali seperti itu,” kata Abdul.
 
Saat ini, Novi meringkuk di kantor polisi. Dia harus mempertanggungjawabkan perbuatan.
 
Kemarin, polisi sudah memeriksa Novi. Hasil pemeriksaan sementara, dia tak mengalami gangguan mental. (Delfia Cornelia)
 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI