Safruddin menyampaikan, dalam razia di sel tahanan itu, anggota Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri hanya menemukan empat buah telepon genggam milik para narapidana kasus terorisme.
Namun, Safruddin tak menerangkan saat disinggung soal keberadaan dua buah bendera ISIS yang terpajang di tembok terkait video viral di media sosial. Video berdurasi 1 menit 26 detik itu muncul bersamaan dengan peristiwa kerusuhan di rutan Mako Brimob cabang Salemba.
Dia juga belum bisa memastikan apakah atribut ISI itu memamg terpasang di salah satu sel sebagaimana dari video yang beredar.
"Itu di videonya, itu bisa saja dikirim ya melalui Hape, karena hapenya (aja) yang tersita," kata dia.
Baca Juga: Wakapolri: Kita Kaget, Teknologi Senjata Ketinggalan 3 Generasi
Safruddin juga membantah kerusuhan di sel tahanan itu lantaran petugas polisi melemparkan kitab Al-Quran. Ketika itu, kata dia petugas polisi hanya melakukan razia terkait adanya penggunaan telepon genggam oleh para napi di dalam sel.
"HP-nya yang selama ini mereka gunakan dengan baik, dengan lancar untuk berkomunikasi tertangkap sehingga mereka mengamuk. Tidak ada yang lain, itu dicatat, tidak ada yang lain, itu isu (pelemparan Al-Quran). bullshit," kata dia.