Pembangunan Simpang Tugu Ngurah Rai Rampung September 2018

Senin, 13 November 2017 | 12:39 WIB
Pembangunan Simpang Tugu Ngurah Rai Rampung September 2018
Kementerian PUPR memulai pekerjaan pembangunan underpass Simpang Tugu Ngurah Rai, Badung, Provinsi Bali. (Sumber: Kementerian PUPR)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Direktorat Jenderal Bina Marga (DJBM) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), saat ini telah memulai pekerjaan pembangunan underpass Simpang Tugu Ngurah Rai, Badung, Provinsi Bali. Underpass tersebut dibangun untuk mengurangi tingkat kemacetan yang kerap terjadi di simpang (bundaran) Tugu Ngurah Rai, akibat tingginya volume kendaraan.

Fasilitas ini ditargetkan rampung pada September 2018, sehingga dapat mendukung "Annual Meetings International Monetary Fund-World Bank Group 2018",  yang akan dimulai 17 Oktober 2018, di Bali.

“Kontrak pekerjaan sudah ditandatangani pada 26 September 2017, dengan nilai Rp168 miliar. Underpass ini panjangnya 712 m, lebar 17 m, dan tinggi 5,2 m. Di lapangan, kami sudah melakukan persiapan dan mobilisasi alat, dan minggu depan kami akan mulai melaksanakan pekerjaan borepile dalam,” tutur Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 11 Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) VIII DJBM Kementerian PUPR, I Nyoman Yasmara, Jumat (10/11/2017).

Yasmara mengatakan, pengerjaannya akan dibagi dalam tiga zona, yaitu di sisi tengah bundaran, sisi selatan, dan sisi utara bundaran. Pada 2017, pengerjaan akan dilakukan pada zona pertama, yaitu di dalam bundaran, bersamaan dengan zona kedua (sisi selatan), dan selanjutnya pada 2018 akan dilaksanakan di zona ketiga (sisi utara). Secara teknis dan metode pengerjaan, hampir sama dengan proses pembangunan underpass Simpang Dewa Ruci, Kuta.

Struktur dinding underpass menggunakan metode secant pile, yaitu penanaman dinding yang berfungsi untuk menahan tanah agar tetap stabil, sehingga dalam pembangunan underpass ini, posisi patung Ngurah Rai tetap dalam posisi semula dan tidak direlokasi.  Perbedaannya, waktu pengerjaan underpass Dewa Ruci selama 1,5 tahun, sedangkan Simpang Tugu Ngurah Rai selama 1 tahun.

“Karena waktunya cukup singkat, kami akan memaksimalkan sumber daya saat pelaksanaan dengan menambah alat dan tenaga. Untuk tahap awal ini, kami masih persiapan, jadi tenaga belum terlalu banyak. Pada Desember, saat sudah dimulai, kami akan memaksimalkan waktu bekerja menjadi 3 shift dan 7 hari kerja dalam seminggu,” tutur Yasmara.

Rekayasa Lalu Lintas
Simpang Tugu Ngurah Rai merupakan pertemuan akses Bandara Ngurah Rai, tol Bali Mandara, dan Denpasar menuju kawasan Nusa Dua dan sekitarnya. Simpang tersebut juga merupakan satu-satunya akses dari/menuju Bandara Internasional Ngurah Rai maupun kawasan Wisata Nusa Dua dan sekitarnya.

Yasmara mengatakan, DJBM Kementerian PUPR telah berkoordinasi dengan Kepolisian Daerah Bali, Dinas Perhubungan Provinsi Bali, dan Dinas Perhubungan Kabupaten Badung untuk melakukan rekayasa lalu lintas selama pembangunan underpass berlangsung.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI