Indonesia Tawarkan Kirim Ulama untuk Deradikalisasi di Marawi

Senin, 13 November 2017 | 02:05 WIB
Indonesia Tawarkan Kirim Ulama untuk Deradikalisasi di Marawi
Seorang tentara Filipina, pada Rabu (31/5), sedang mengawal sejumlah warga kota Marawi yang akan diungsikan keluar dari kota yang sedang diduduki kelompok teroris itu (AFP/Ted Aljibe].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Indonesia menyatakan siap untuk mendukung pemerintah Filipina dalam proses deradikalisasi di Marawi pascapembebasan kota itu dari teror yang dilakukan kelompok radikal.

"Selain rekonstruksi dan pembangunan infrastruktur, salah satu fokus dukungan Indonesia terkait dengan sektor pendidikan dan deradikalisasi di Marawi," kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi di Manila, Minggu (12/11/2017).

Dukungan Indonesia dalam proses deradikalisasi itu sejalan dengan keinginan Pemerintah Filipina untuk mengembangkan toleransi melalui pendidikan. Indonesia pun siap untuk membantu pengembangan kurikulum pendidikan agama, pengiriman ulama untuk menyebarkan nilai Islam damai melalui madrasah.

Pemerintah Indonesia pun akan menyediakan lebih banyak beasiswa untuk para pelajar dan mahasiswa asal Marawi. Pada pertemuan itu, Menlu RI juga menyebutkan pengalaman Indonesia dalam melakukan deradikalisasi.

Baca Juga: Densus 88 ke Marawi Temui WNI Istri Teroris Omarkhayam Maute

"Indonesia siap berbagi pengalaman dengan Filipina dalam proses deradikalisasi dan reintegrasi di Marawi," ujar Menlu Retno.

Dalam pertemuan itu, Indonesia, Malaysia, dan Filipina dalam pertemuan trilateral menteri luar negeri ketiga negara sepakat meningkatkan dukungan bagi upaya rekonstruksi dan rehabilitasi kota Marawi di Filipina pascapembebasan kota itu dari pendudukan teroris.

"Keberhasilan Filipina dalam membebaskan kota Marawi penting bagi kawasan dan mengirimkan pesan kuat tentang kekuatan kita dalam melawan terorisme dan ekstrimisme melalui kerja sama," kata Retno.

Menlu RI menekankan bahwa pembebasan Marawi bukanlah tujuan akhir, melainkan sebuah awal dari tugas yang lebih besar lagi, yakni mewujudkan pembangunan dan perdamaian berkelanjutan di Marawi dan di kawasan Asia Tenggara.

Untuk itu, Indonesia akan terus mendukung Filipina dalam melakukan proses rekonstruksi dan rehabilitasi di Marawi.

Baca Juga: Pelaku Teror Jakarta 2016 Ditangkap di Marawi Filipina

"Rekonstruksi dan rehabilitasi adalah tugas yang sangat berat. Namun dengan dukungan dan kerja sama, termasuk melalui trilateral, maka tugas ini akan bisa diselesaikan," ujar Menlu Retno.

Seiring dengan pulihnya situasi di Marawi dan kembalinya masyarakat ke kota tersebut, langkah penting berikutnya adalah membangun kembali dan merehabilitasi infrastruktur, serta menyatukan kembali, menyelesaikan akar permasalahannya, dan penguatan kerja sama guna mencegah terulangnya tragedi serupa dengan di Marawi.

Terkait hal itu, pemerintah Indonesia menegaskan kembali komitmennya untuk terus mendukung proses pembangunan kembali di Marawi.

"Indonesia menunggu Pemerintah Filipina untuk dapat mengidentifikasi kebutuhan bagi upaya rekonstruksi dan rehabilitasi," ucap Menlu Retno.

Mengingat semakin kompleksnya tantangan keamanan, termasuk mencegah terulangnya situasi seperti di Marawi, Indonesia telah berinisiatif menyampaikan konsep Rencana Aksi beserta peta jalan, yang secara sistematis memuat aktivitas konkret kerja sama trilateral Indonesia-Malaysia-Filipina.

Kegiatan konkret itu terbagi menjadi tiga bagian, yakni jangka pendek, menengah dan panjang. Kedua dokumen itu, rencana aksi dan peta jalan, selanjutnya akan dibahas secara lebih mendalam dalam pertemuan trilateral berikutnya, yang rencananya akan diselenggarakan di Indonesia pada awal tahun depan.

Pertemuan Trilateral Menlu Indonesia-Malaysia-Filipina di Manila merupakan tindak lanjut dari pertemuan trilateral yang dilaksanakan pada Juni lalu.

Kerja sama antara Indonesia, Malaysia dan Filipina itu dibentuk untuk meningkatkan efektivitas penanganan kejahatan terorganisasi lintas negara, terutama terorisme, khususnya di Laut Sulu dan Sulawesi. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI