Kisah Sebelum Ibu Single Parent Aniaya Anak Sampai Mati

Minggu, 12 November 2017 | 16:40 WIB
Kisah Sebelum Ibu Single Parent Aniaya Anak Sampai Mati
Barang bukti kasus ibu aniaya anak hingga meninggal dunia [suara.com/Agung Sandy Lesmana]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ibu single parent bernama Novi alias NW (30) kini meringkuk di hotel prodeo. Novi ditahan anggota Polres Jakarta Barat untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Ketika Kapolres Metro Jakarta Barat Komisaris Besar Roycke Harry Langie siang tadi mengumumkan hasil penyidikan kasus tersebut, Novi tak ditunjukkan ke publik. Padahal, biasanya polisi selalu menghadirkan tersangka dalam pertemuan dengan jurnalis.

Tapi bisa dimaklumi. Polisi masih memeriksa Novi secara intensif. Kasusnya tergolong berat.

Novi menganiaya anaknya, GW, dengan sadistis, di rumah kos, Jalan Asem Raya, nomor 1, RT 6, RW 8, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Sabtu (11/11/2017), malam. Gara-garanya sepele. Cuma karena anaknya yang berusia lima tahun itu nangis dan mengompol. Dia tega menyemprotkan racun serangga merek Hit ke muka GW, lalu mengikat, memukul, dan terakhir membekap dengan kain kresek warna merah.

Dia baru sadar efek malam itu sangat serius. GW tak sadarkan diri. Naluri keibuannya muncul lagi. Novi panik bukan main. Larilah dia ke rumah tetangga. Minta bantuan tetangga.

Waktu itu, tetangga tak ada yang tahu kejadian yang sebenarnya. Mereka mengira, GW pingsan karena jatuh.

"Masing-masing saksi itu tidak mengetahui mungkin karena jatuh atau apa. Dan di tempat itu juga ada pemilik kos itu inisial BA. Kemudian karena mungkin di situ sudah ramai, ada juga ketua RT membantu membawa korban ke rumah sakit," kata Harry Langie di Polres Metro Jakarta Barat.

Novi melarikan anak satu-satunya ke Rumah Sakit Graha Kedoya, Jakarta Barat. Mereka menumpang ojek sepeda motor.

"Ibunya meminta tolong kepada Gojek inisial M itu," kata Roycke.

Nyawa GW tak tertolong lagi.

Mula-mula, Novi yang sehari-hari jadi tukang cuci itu bungkam seribu bahasa mengenai kejadian yang sesungguhnya.

Penyebab kematian GW mulai terkuak setelah penyidik datang ke Rumah Sakit Graha Kedoya. Penyidik curiga setelah mendengarkan keterangan sejumlah saksi.

"Tapi setelah di rumah sakit, setelah diperiksa sama penyidik dan dikembangkan. Karena dari keterangan beberapa saksi kan mendengar jeritan anak itu. Itu garis besarnya," kata Roycke

Untuk membuktikan kecurigaan, dilakukanlah visum visum et repertum. Terungkap sudah. Sekujur tubuh GW luka lebam.

"Kalau lukanya itu merata. Ya kalau dilihat penyebabnya dari benda tumpul," kata dia.

Saat ini, polisi masih menunggu hasil forensik tim Automatic Fingerprint Identification System untuk menyempurnakan berkas kasus kematian GW.

"Tapi kami masih berproses soal penyebab kematiannya termasuk juga soal semprotan racun serangga. Karena ada beberapa tanda-tanda luka pada korban yang menjadi sentral penyidikan kami juga. Tim identifikasi sudah mengambil data-data itu," kata dia.

Novi menganiaya anak kandungnya sendiri lantaran kesal dengan kebiasaan korban yang sering nangis dan mengompol.

Puncak kekesalan dilampiaskan pada Sabtu malam.

Novi dijerat dengan Pasal 80 ayat (3) Juncto Pasal 76 C Undang Undang RI Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UU RI Nomor 23 Tahun 2012 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI