Fatwa Ulama Saudi: Muslim Boleh Salat di Sinagog dan Gereja

Reza Gunadha Suara.Com
Jum'at, 10 November 2017 | 14:45 WIB
Fatwa Ulama Saudi: Muslim Boleh Salat di Sinagog dan Gereja
Abdullah bin Sulaiman Al-Manea [Arab News]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Abdullah bin Sulaiman Al-Manea, anggota Dewan Ulama Arab Saudi, mengeluarkan fatwa bahwa kaum Muslim dibolehkan salat di dalam gereja maupun sinagog Yahudi.

"Setiap muslim, Syiah dan Sunni, boleh salat di masjid-masjid satu sama lain, maupun di masjid kaum Sufi. Salat juga dibolehkan di gereja-gereja, maupun sinagog," demikian fatwa Sulaiman seperti dilansir surat kabar Al-Anba' Kuwaiti dan dikutip laman Arab News, Jumat (10/11/2017).

Ia mengatakan, seluruh tempat itu suci sebagai tempat salat karena seluruh tanah di Bumi adalah milik Tuhan.

Sulaiman lantas mengutip pernyataan Nabi Muhammad SAW, "Bumi telah dijadikan tempat sujud dan sarana pemurnian bagi saya."

Baca Juga: Buruh: Anies dan Sandiaga Berbohong kepada Kami!

Ia menuturkan, fatwa itu harus dipatuhi karena intinya ingin agar umat Muslim menanggalkan penafsiran-penafsiran radikal mengenai Islam, yang lekat dengan aksi-aksi teroristik.

Sulaiman menegaskan, Islam mengajarkan hidup berdampingan secara damai dengan penganut agama lainnya, bukan justru menciptakan kekerasan.

“Dalam aqidah, semua Muslim  tidak boleh berbeda. Tapi pada cabang-cabangnya, perbedaan itu dimungkinkan dan suatu hal yang wajar serta harus saling menghormati,” tuturnya.

Sulaiman mengutip persistiwa bersejarah saat Nabi Muhammad menerima delegasi orang-orang Kristen dari Najran, untuk menunjukkan hidup rukun dengan orang non-Muslim, 

“Dalam pertemuan di masjid itu, Nabi Muhammad mengizinkan orang-orang Kristen dari Najran itu melakukan ibadah mereka menghadap Yerusalem. Itulah contoh toleransi antarumat beragama,” tuturnya.

Baca Juga: Inul Daratista Absen di Nikahan Kahiyang, Tapi Tak Dicibir

“Agama Islam bisa menyebar di banyak negara, seperti di Indonesia dan Malaysia, karena perilaku baik dari pedagang-pedagang Muslim. Perilaku baik itulah yang menarik perhatian warga negeri-negeri itu memeluk Islam. Bukan perilaku kekerasan,” tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI