Kasus penembakan yang berujung kematian dokter Lety Sultri (46) di kantor Azzahra Medical Center, Jalan Dewi Sartika, Cawang, Jakarta Timur, Kamis (9/11/2017), benar-benar menakutkan.
Pemilik Travel Haji dan Umroh Argamas Wisata, Syaugi Rusdi (30), sampai ditelepon oleh karyawan bernama Ari pada pukul 14.15 WIB agar cepat datang ke kantor. Lokasi kantor travel berada di dekat Azzahra.
"Kemarin tuh, saya perjalanan kembali ke kantor itu ditelepon sekitar pukul 14.15 WIB. Bapak cepat ke sini ada suara tembakan sambil nangis - nangis. Ari kan wanita, jadi syoklah," kata Syaugi.
Ketika itu, Syaugi masih berada di jembatan Cawang, tak jauh dari kantornya. Dia baru tiba di kantor sekitar pukul 14.30 WIB.
"Saya sampai di sini, saya parkir mobil. Ari posisinya di depan kantor orang sudah ramai di depan, ada ojek berhenti, orang yang lalu lalang juga berhenti," ujar Syaugi.
Pantas saja Ari ketakutan. Ketika mendengar beberapakali letusan senjata api, dia di kantor sendirian. Polisi belum datang ke tempat kejadian perkara pada waktu Syaugi tiba.
Setelah diberitahu Ari, Syaugi memberanikan diri untuk masuk ke Azzahra Medical Center. Dia mencari tahu apa yang baru saja terjadi.
Dia terperanjat.
"Saya masuk ke klinik saya lihat dokter Letty sudah tergeletak posisinya di samping tembok sudah banyak darah. Dengan posisi kepala dekat tembok, kaki dekat pintu, ada proyektil satu dekat kakinya," ujar Syaugi.
Syaugi tak melihat dokter Helmi -- suami yang menembak Lety. Helmi ternyata sudah pergi sebelum Syaugi datang.
Tak berselang lama dari Syaugi masuk ke klinik, anggota polisi tiba. Polisi langsung mengamankan lokasi dan olah tempat kejadian perkara.
Menyerah
Setelah menembak istri, dokter Helmi menyerahkan diri ke kantor polisi.
Polisi memeriksanya. Dia punya masalah dengan istrinya. Tapi, dia menolak permintaan cerai Lety. Pada waktu datang ke klinik, sebenarnya dia tak bermaksud untuk membunuh. Dia hanya mau menakut-nakuti saja.
Tapi entah apa yang terjadi. Setelah cek-cok, pistol meletus. Saksi mendengar ada enam kali letusan.
Dua senjata api rakitan jenis FN dan revolver itu langsung diserahkan ke polisi pada waktu dia menyerahkan diri.
"Dia dengan mempersiapkan dua senjata yang senjata rakitan saat mendatangi klinik korban," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono.
"Intinya dia (dokter L) mempersiapkan senjata untuk menakut-nakuti, ternyata berubah pikiran ya. Karena istrinya berubah pikiran kan," katanya.
Dua pistol rakitan yang dibawa Helmi kini disita polisi. Senjata tersebut diperiksa di Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri
"Masih kami (periksa) di labforkan ya," kata Argo.
Dokter Lety tinggal di Jalan Kemuning, RT 5, RW 6, Kelurahan Utan Kayu Utama, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur.
Pemilik Travel Haji dan Umroh Argamas Wisata, Syaugi Rusdi (30), sampai ditelepon oleh karyawan bernama Ari pada pukul 14.15 WIB agar cepat datang ke kantor. Lokasi kantor travel berada di dekat Azzahra.
"Kemarin tuh, saya perjalanan kembali ke kantor itu ditelepon sekitar pukul 14.15 WIB. Bapak cepat ke sini ada suara tembakan sambil nangis - nangis. Ari kan wanita, jadi syoklah," kata Syaugi.
Ketika itu, Syaugi masih berada di jembatan Cawang, tak jauh dari kantornya. Dia baru tiba di kantor sekitar pukul 14.30 WIB.
"Saya sampai di sini, saya parkir mobil. Ari posisinya di depan kantor orang sudah ramai di depan, ada ojek berhenti, orang yang lalu lalang juga berhenti," ujar Syaugi.
Pantas saja Ari ketakutan. Ketika mendengar beberapakali letusan senjata api, dia di kantor sendirian. Polisi belum datang ke tempat kejadian perkara pada waktu Syaugi tiba.
Setelah diberitahu Ari, Syaugi memberanikan diri untuk masuk ke Azzahra Medical Center. Dia mencari tahu apa yang baru saja terjadi.
Dia terperanjat.
"Saya masuk ke klinik saya lihat dokter Letty sudah tergeletak posisinya di samping tembok sudah banyak darah. Dengan posisi kepala dekat tembok, kaki dekat pintu, ada proyektil satu dekat kakinya," ujar Syaugi.
Syaugi tak melihat dokter Helmi -- suami yang menembak Lety. Helmi ternyata sudah pergi sebelum Syaugi datang.
Tak berselang lama dari Syaugi masuk ke klinik, anggota polisi tiba. Polisi langsung mengamankan lokasi dan olah tempat kejadian perkara.
Menyerah
Setelah menembak istri, dokter Helmi menyerahkan diri ke kantor polisi.
Polisi memeriksanya. Dia punya masalah dengan istrinya. Tapi, dia menolak permintaan cerai Lety. Pada waktu datang ke klinik, sebenarnya dia tak bermaksud untuk membunuh. Dia hanya mau menakut-nakuti saja.
Tapi entah apa yang terjadi. Setelah cek-cok, pistol meletus. Saksi mendengar ada enam kali letusan.
Dua senjata api rakitan jenis FN dan revolver itu langsung diserahkan ke polisi pada waktu dia menyerahkan diri.
"Dia dengan mempersiapkan dua senjata yang senjata rakitan saat mendatangi klinik korban," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono.
"Intinya dia (dokter L) mempersiapkan senjata untuk menakut-nakuti, ternyata berubah pikiran ya. Karena istrinya berubah pikiran kan," katanya.
Dua pistol rakitan yang dibawa Helmi kini disita polisi. Senjata tersebut diperiksa di Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri
"Masih kami (periksa) di labforkan ya," kata Argo.
Dokter Lety tinggal di Jalan Kemuning, RT 5, RW 6, Kelurahan Utan Kayu Utama, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur.