Suara.com - Wakil Gubernur Jakarta Sandiaga Uno mengatakan buruh merupakan pahlawan ekonomi. Tapi, kata dia, sebagian dari mereka belum sejahtera. Sandiaga mengatakan selalu terbuka untuk dialog dengan buruh.
"Mereka adalah pahlawan yang selama ini belum terjamin kesejahteraannya. Kami tidak akan menutup pintu untuk terus berkomunikasi. Kami akan terus berkomunikasi," kata Sandiaga di Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Jumat pagi.
Hal itu disampaikan Sandiaga sebagai reaksi menjelang demonstrasi berbagai serikat pekerja di depan Balai Kota Jakarta, siang nanti. Isu yang diangkat buruh, menolak kebijakan Gubernur Jakarta Anies Baswedan yang hanya menaikkan upah minimum provinsi tahun 2018 sebesar 8,7 persen atau menjadi Rp3.648.035 dengan dasar Peraturan Pemerintah Nomor 78 tahun 2015
Serikat pekerja mengusulkan Rp3.917.398 atau lebih besar Rp269 ribu dari usulan pengusaha dan pemerintah. Tetapi usulan buruh yang dihitung dari hasil survei kebutuhan hidup layak ditambah inflasi diabaikan pemerintah.
Sandiaga menyadari kenaikan UMP tahun 2018 tidak sesuai harapan buruh. Tapi, kata Sandiaga, pemerintah Jakarta tidak akan tinggal diam. Pemerintah akan membuat berbagai terobosan untuk menekan biaya hidup pekerja. Menggratiskan biaya naik bus Transjakarta, membuat harga bahan pokok di PD. Pasar Jaya semurah mungkin, misalnya.
"Kemarin kami mencoba terobosan menurunkan biaya hidup mereka, menurunkan belanja keseharian mereka, menurunkan biaya transportasi mereka. Terus kami akan buka komunikasi dan dalam pola yang sangat bersahabat dan berkeadilan," ujar Sandiaga.
Sama seperti ketika didemo buruh beberapa hari yang lalu, Sandiaga siang nanti juga akan menemui buruh.
Ia akan mendengarkan secara langsung aspirasi mereka.
"Insya Allah (nanti ketemu perwakilan buruh). Kami pastikan suasananya kondusif, teduh, sejuk, tidak mengganggu aktivitas masyarakat Jakarta. Kami hargai mereka, mereka adalah tamu-tamu kita yang ingin bersilaturahim," kata Sandiaga.