Ini 4 Pahlawan Baru Indonesia, Gus Dur Kembali Tak Dapat

Kamis, 09 November 2017 | 16:06 WIB
Ini 4 Pahlawan Baru Indonesia, Gus Dur Kembali Tak Dapat
Almarhum Presiden Republik Indonesia ke-4, KH. Abdurrahman Wahid, atau yang akrab disapa Gus Dur. [Twitter@tsamaraDKI]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Sultan Mahmud Riayat Syah berasal dari Kepulauan Riau. Sultan Mahmud lahir di Sulu Sungai Riau Agustus 1760 silam dan wafat pada 12 Januari 1812. Pada rentang tahun 1782 hingga 1784, Sultan berhasil mengalahkan Belanda yang ingin menanamkan pengaruhnya di Riau dalam Perang Riau I. Kapal Komando Belanda Malaka's Walvaren berhasil diledakkan. Ditahun 1784, Sultan kembali memimpin perang melawan Belanda yang dipimpin Pieter Jacob van Braam di Tanjung Pinang. Sultan Mahmud menolak ajakan Belanda untuk berdamai dan menerapkan startegi gerilya laut untuk mengacaukan perdagangan Belanda di Selat Melaka dan Kepulauan Riau. Tahun 1811 Sultan Mahmud mengirimkan bantuan kapal perang lengkap guna melawan ekspansi Belanda ke Sumatera Timur, Sumatera Selatan, dan Bangka Belitung.

Lafran Pane tokoh asal Yogyakarta. Lafran Pane lahir di Sipirok 12 April 1923 dan wafat di Yogyakarta 24 Januari 1991. Lafran Pane dikenal sebagai tokoh pergerakan pemuda dan memprakarsasi pembentukan Himpunan Mahasiswa Islam pada tanggal 5 Februari 1947. Dalam perjalanannya, HMI secara konsisten menolak gagasan Negara Islam yang digagas oleh Maridjan Kartosoewiryo pendiri gerakan Darul Islam. Lafran Pane menjadi salah satu tokoh utama penentang pergantian ideologi negara dari Pancasila menjadi komunisme.

Sebelumnya, Kementerian Soaial mengusulakan sembilan tokoh menerima gelar pahlawan nasional pada 2017 ini. Kesembilan tokoh itu berasal dari 8 provinsi. Salah satunya mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur

Keluarga Gus Dur tak berharap

Baca Juga: Pemerintah Tunda Beri Gelar Pahlawan ke Gus Dur, Kenapa?

Putri mendiang mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid tak menganggap luar biasa jika ayahnya dicalonkan menjadi pahlawan nasional tahun ini. Saban tahun nama Gus Dur diusulkan, tapi tak kunjung jadi pahlawan nasional.

Yenny Wahid, begitu sapaan akrabnya, mengatakan keluarganya tidak lagi berharap Gus Dur menjadi pahlawan nasional. Sebab saat ini Yenny menilai ayahnya sudah menjadi pahlawan untuk rakyat Indonesia.

"Sudah bosan saya dengan pertanyaan itu. Tiap tahun keluarga ditanya hal yang sama, tapi tidak pernah terjadi. Jadi buat kita sudah tidak penting lagi diusulkan jadi pahlawan nasioal atau tidak. Yang penting pahlawan rakyat saja," jelas Yenny di Kampus UMN, Tangerang, Banten, Kamis (19/10/2017).

Yenny menjelaskan predikat pahlawan nasional tidak menjamin orang tersebut mempunyai jasa besar. Tolak ukurnya, pengakuan dari masyarakat.

"Yang ke makam Gus Dur saja tiap tahun 1,4 juta orang. Sudah sangat luar biasa sekali. Kami sudah sangat beryukur," jelasnya.

Baca Juga: Yenny Wahid Anggap Tak Penting Usulan Gus Dur Jadi Pahlawan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI