Suara.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), melalui Direktorat jenderal Bina Marga (DJBM), saat ini tengah mengupayakan percepatan penyelesaian jembatan Holtekamp, di Kota Jayapura, Provinsi Papua. Langkah percepatan diantaranya dengan merakit 2 rangka baja bentang utama di Surabaya, Jawa Timur.
“Surabaya memiliki crane besar, sehingga dapat mempercepat pengerjaan. Di sana kita sedang dalam tahap merakit 2 struktur pelengkung jembatan. Salah satu diantaranya telah selesai konstruksinya dan akan segera dikirim ke Jayapura pada 20 November, sedangkan satu lagi, saat ini progress-nya telah mencapai 70 persen,” tutur Pejabat Pembuat Komitmen Pembangunan Jembatan Holtekamp DJBM Kementerian PUPR, Irfan Hidayat, Jakarta, Rabu (8/11/2017).
Secara bergantian, rangka keduanya akan dikirim 2 minggu setelah pengiriman pertama. Apabila tidak ada kendala cuaca, pengiriman masing-masing rangka jembatan akan memakan waktu 3 minggu. Pengangkutan rangka jembatan tersebut membutuhkan kapal khusus, karena panjangnya 110 m, tinggi 20 m, dan berat 2000 ton.
Irfan mengatakan, setibanya di Jayapura, rangka tersebut akan langsung dipasang sehingga mendongkrak progress pembangunan jembatan yang saat ini telah mencapai 87,07 persen menjadi 95 persen. Pemasangan ditargetkan dilaksanakan pada Desember 2017, sedangkan di lokasi pembangunan, saat ini juga sedang dilakukan pemasangan side span yang ditargetkan selesai akhir November.
Dengan selesainya pemasangan rangka jembatan tersebut, maka pekerjaan hanya menyisakan pengecoran beton dan finishing lainnya, sehingga ditargetkan pada Maret 2018, jembatan tersebut rampung dan dapat dilaksanakan uji kelayakan oleh Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ).
“Kontrak pembangunan Jembatan Holtekamp berakhir pada September 2018. Dengan melakukan perakitan di Surabaya, penghematan waktu mencapai 6 bulan,” tambah Irfan.
Jembatan Holtekamp akan memangkas waktu tempuh dari Kota Jayapura ke Muara Tami, maupun Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw, dari 2,5 jam saat ini, menjadi 60 menit dan memangkas jarak 17 km. Jembatan ini memiliki nilai strategis, karena dapat menjadi solusi kepadatan kawasan perkotaan, permukiman, dan kegiatan perekonomian di dalam Kota Jayapura.
Selain itu, jembatan tersebut juga akan menjadi ikon dan destinasi wisata baru di Papua, khususnya Jayapura. Nantinya, ruang terbuka hijau (RTH) akan dibangun di kaki jembatan, sehingga dapat dinikmati masyarakat luas. Jembatan Holtekamp dibangun bersama oleh Kementerian PUPR sebagai jembatan utama, yang mana Pemerintah Provinsi Papua mendanai jembatan pendekat arah Holtekamp dan Pemerintah Kota Jayapura mendanai pembangunan jalan pendekat dan pembebasan lahan.
Jika ditotal, dana untuk membangun jembatan yang melintang di atas Teluk Youtefa ini senilai Rp1,7 triliun.
Jembatan tersebut memiliki panjang utama 400 m, jembatan pendekat sepanjang 332 m, yang terdiri dari 33 m jembatan pendekat arah Hamadi dan 299 m arah Holtekamp. Pembangunan Holtekamp sendiri dilakukan oleh kontraktor konsorsium PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, PT Hutama Karya (Persero) Tbk, dan PT Nindya Karya.