Menaker: Santri Harus Miliki Kompetensi di Atas Standar

Rabu, 08 November 2017 | 11:18 WIB
Menaker: Santri Harus Miliki Kompetensi di Atas Standar
Menaker, M. Hanif Dhakiri bersilaturahim ke Pesantren Al Muayyad, Mangkuyudan, Solo, Selasa (7/11/2017) malam. (Sumber: Kemnaker)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebelum menghadiri acara resepsi pernikahan putri Presiden Joko Widodo di Kota Solo, Jawa Tengah, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), M. Hanif Dhakiri menyempatkan diri bersilaturahim ke Pesantren Al Muayyad, Mangkuyudan, Solo, Selasa (7/11/2017) malam.  Di pesantren yang menjadi almamaternya ini, Menaker diterima oleh pengasuh pesantren, KH Abdul Rozak Shofawi, KH Faisol Rozak, dan sejumlah pengasuh lainnya.

Di ujung acara silaturrahim, Menaker diminta memberikan motivasi kepada sekitar 500 santri. Di hadapan mereka,  dia mengajak para santri memenangkan persaingan di segala bidang.

"Dunia terus berubah. Tantangan santri juga berubah. Buktikan bahwa santri zaman now mampu memenagkan persaingan di segala bidang. Dunia ke depan adalah dunia yang akan dipimpin oleh para santri," kata Hanif.

Untuk memenangkan persaingan,  Menaker yang merupakan alumni Al Muayyad 1991 ini membagikan kunci untuk memenangkan persaingan. Syaratnya, santri harus memiliki kompetensi di atas standar. Kompetensi yang standar belum tentu memenangkan persaingan, apalagi jika di bawah standar. Oleh karenanya, santri sebaiknya tak hanya menguasai ilmu agama, namun juga keahlian tertentu.

Bagaimana agar memiliki kompetensi di atas standar?

"Santri harus belajar di atas standar, bekerja keras, serta takzim pada kiai agar ilmu yang dipelajarinya barokah (bermanfaat lebih)," tambahnya.

Bagi Menaker, salah satu kelebihan santri adalah memiliki memiliki karakter yang kuat, yakni disiplin dan kejujuran. Pada kesempatan itu, Hanif juga berbagi cerita percakapannya dengan beberapa praktisi human resource development di beberapa perusahaan yang menyimpulkan bahwa kejujuran menjadi pertimbangan utama dalam menerima pekerja.

Kejujuran tidak bisa diciptakan secara instan, sementara skill lebih mudah dipelajari.

Dengan karakter kuat serta kompetensi yang di atas standar, santri bisa menjadi pebisnis, birokrat, akademisi, politisi, seniman, petani dan sebagainya. 

"Sekali lagi, tunjukkan bahwa santri zaman now mampu memenangkan persaingan di segala bidang," tegas Menaker mengakhiri sambutan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI