Saudi Anggap Libanon Sudah Menyatakan Perang

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 08 November 2017 | 04:04 WIB
Saudi Anggap Libanon Sudah Menyatakan Perang
Potret pemimpin Hizbullah, Hasan Nasrallah di Beirut, Libanon. [AFP/Mahmoud Zayyat]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Arab Saudi, pada Senin (6/11/2017), menunding Libanon telah menyatakan perang terhadap kerajaan itu karena agresi yang dilakukan oleh partai politik dan kelompok bersenjata Hizbullah, yang disokong Iran.

Libanon kini menjadi pusat pertarungan regional antara Saudi dan Iran, khususnya setelah Perdana Menteri Libanon, Saad Hariri mengundurkan diri dari jabatannya pada Sabtu (4/11/2017). Pengumuman pengunduran diri itu disampaikan Hariri dari Riyadh, ibu kota Arab Saudi.

"Pemerintah Libanon kami lihat sebagai pemerintah yang menyatakan perang terhadap Arab Saudi dan semua warga Libanon harus menyadari situasi bahaya ini, dan karenanya harus berupaya menyelesaikan masalah ini sebelum mencapai point of no return," wanti-wanti Menteri Urusan Teluk Arab Saudi, Thamer al-Sabhan.

Sabhan juga menyalahkan pemerintahan Hariri yang dinilainya gagal meredam pengaruh Hizbullah di Libanon dan mengatakan bahwa "akan ada pihak yang menghentikan Hizbullah dan memaksa mereka untuk kembali ke gua-gua di Libanon Selatan."

Meski demikian Sabhan tak merinci apa langkah yang akan diambil Saudi terhadap Libanon - negara dengan kekuatan militer lemah yang bahkan kalah kuat dari milisi Hizbullah, terus didera krisis ekonomi akibat belitan utang, dan yang seperempat warganya adalah pengungsi Suriah.

Hizbullah sebagai partai politik memiliki kekuatan baik di parlemen maupun di dalam kabinet yang dibentuk Hariri pada Desember 2016 lalu. Sebagai kekuatan tempur, milisi Hizbullah memiliki pengalaman berperang melawan Israel dan membantu rezim Bashar al Asaad di Suriah melawan pemberontak sokongan Amerika Serikat, Saudi, serta kelompok teroris ISIS.

Adapun pemerintah Libanon, yang saat ini praktis lumpuh akibat mundurnya Hariri, belum memberikan komentar. (Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI