Suara.com - Pemerintah Arab Saudi mengatakan bahwa serangan rudal yang menyasar bandara internasional Riyadh pada Sabtu (4/11/2017) kemarin adalah ulah Iran dan karenanya merupakan pernyataan perang dari tetangganya dari seberang Teluk Persia itu.
Menteri Luar Negeri Saudi, Adel bin Ahmed al-Jubeir, kepada CNN pada Senin (6/11/2017), mengatakan bahwa pihaknya akan memberikan balasan yang sesuai kepada Iran, tetapi masih menunggu saat yang tepat.
Adapun serangan rudal itu sudah diklaim dilakukan oleh kelompok Houthi di Yaman yang saat ini memang sedang terlibat dalam pertempuran melawan militer Saudi. Pemerintah Saudi menuding Iran telah menyediakan dan merakit rudal itu untuk kelompok Houthi.
"Itu adalah rudal Iran, diluncurkan oleh Hizbullah dari wilayah yang dikuasai oleh Houthi di Yaman," kata Al-Jubeir.
Hizbullah, kelompok bersenjata asal Libanon, dan Houthi sama-sama diduga bersekutu dengan Iran.
"Kami melihat ini sebagai pernyataan perang. Iran tak bisa seenaknya menembakan rudal ke kota-kota Saudi dan berharap kami mendiamkannya saja," tegas Al-Jubeir sembari menyitat Piagam PBB pasal 51 yang mengatur tentang hak sebuah negara untuk membalas jika diserang oleh negara lain.
Al-Jubeir yakin bahwa rudal itu dibuat di Iran, lalu diselundupkan secara terpisah ke Yaman. Di Yaman, komponen-komponen rudal itu dirakit kembali oleh agen-agen Garda Revolusi Iran dan Hizbullah sebelum ditembakan ke Arab Saudi.
"Kami berhak untuk merespon dalam cara dan waktu yang tepat," ujar Al-Jubeir meski ia menolak merinci tindakan apa yang akan diambil oleh Saudi.
"Aksi ini sangat kasar. Kami sudah mengulurkan tangan persahabatan ke Iran sejak 1979 dan yang kami terima sebagai balasan adalah kematian dan kehancuran," imbuh dia.
Tudingan ini dibantah oleh Iran. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Bahram Qassemi mengatakan bahwa klaim Saudi itu "keliru, tak bertanggung jawab, destruktif, dan provokatif."
Tetapi menurut Al-Jubeir, rudal yang ditembakkan pada akhir pekan kemarin itu mirip dengan rudal yang juga ditembakkan dari Yaman pada Juli lalu dan menyasar kota suci Mekah.
Karenanya kini Saudi akan menutup semua akses perbatasan di darat maupun pelabuhan laut ke Yaman. Langkah ini diambil untuk menghentikan sokongan senjata Iran ke kelompok Houthi di Yaman.
Akan tetapi Al-Jubeir menjamin bahwa blokade itu masih akan mengizinkan bantuan kemanusiaan bagi jutaan warga sipil yang menderita akibat perang antara Saudi dan kelompok Houthi yang sudah berlangsung sejak Maret 2015.
"Tujuan kami adalah untuk meningkatkan aliran bantuan kemanusiaan ke Yaman, tetapi dengan cara yang sedemikian rupa sehingga Iran, para milisi, dan proksinya tak bisa menggunakan akses tersebut untuk menyelundupkan senjata serta teknologi perakitan rudal ke Yaman," jelas dia.
Saudi: Serangan Rudal ke Riyadh adalah Pernyataan Perang Iran
Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 07 November 2017 | 06:06 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Gencatan Senjata Dilanggar, Israel Lancarkan Serangan Baru ke Lebanon
23 Desember 2024 | 16:36 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI