Suasana Desa Belimbing, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten, kini terasa sepi. Penduduknya masih berduka
Kebakaran pabrik mercon, PT. Panca Buana Cahaya Sukses, merenggut nyawa sebagian warga Desa Belimbing.
Ketua RT 30, RW 15, Muncar (30), sampai hari ini masih tak habis pikir. Kebakaran yang terjadi pada Kamis (26/10/2017) memakan 48 nyawa, 29 orang (dari RT 30 sebanyak 11 orang) di antaranya dari Belimbing.
"Masih nggak menyangka warga kami di sini mas, banyak korban yang meninggal. Ada anak, ibu - ibu, bapak - bapak juga ada," kata Muncar kepada Suara.com, Senin (6/11/2017).
Kebakaran pabrik mercon, PT. Panca Buana Cahaya Sukses, merenggut nyawa sebagian warga Desa Belimbing.
Ketua RT 30, RW 15, Muncar (30), sampai hari ini masih tak habis pikir. Kebakaran yang terjadi pada Kamis (26/10/2017) memakan 48 nyawa, 29 orang (dari RT 30 sebanyak 11 orang) di antaranya dari Belimbing.
"Masih nggak menyangka warga kami di sini mas, banyak korban yang meninggal. Ada anak, ibu - ibu, bapak - bapak juga ada," kata Muncar kepada Suara.com, Senin (6/11/2017).
Dari kejadian itu, Muncar baru menyadari ternyata banyak warganya yang bekerja di sana. Pabrik tersebut baru sekitar dua bulan beroperasi.
"Saya nggak tahu kalau warga saya banyak kerja di sana. Pak RW juga nggak tahu. Orang tahunya ya mereka kerja saja (pabrik Mercon). Nggak nyangka harus sampai kaya gini mas," ujar Muncar.
Muncar berkata sebagian warganya memiliki pendidikan yang rendah. Warga di desa ini umumnya orang miskin.
"Ya, warga yang kerja kan ada yang kurang mampu sama sekolahnya nggak tinggi. Jadi diajak kerja untuk cari uang ya ikut saja, nggak tahu soal faktor keselamatan, ya ada hasil dapat uang mereka kerja," kata Muncar.
Semenjak tragedi itu, Desa Belimbing terasa lain.
"Biasanya ramai warga, ya kalau siang lari - larian anak- anak main, ya kalau ibu banyak juga ngobrol di gang. Sekarang sudah kelihatan sepi semenjak ini, (kebakaran pabrik)," kata Muncar.
Tiap malam minggu, pasar malam di Desa Belimbing selalu ramai. Tapi semenjak warganya banyak yang meninggal, pasar jadi sunyi.
Semenjak tragedi itu, Desa Belimbing terasa lain.
"Biasanya ramai warga, ya kalau siang lari - larian anak- anak main, ya kalau ibu banyak juga ngobrol di gang. Sekarang sudah kelihatan sepi semenjak ini, (kebakaran pabrik)," kata Muncar.
Tiap malam minggu, pasar malam di Desa Belimbing selalu ramai. Tapi semenjak warganya banyak yang meninggal, pasar jadi sunyi.
"Ya, kami di sini ada hiburan kalau malam minggu ada pasar malam.Tapi semenjak kejadian jarang warga lihat," kata Muncar.
Muncar mengatakan tujuh warganya sampai sekarang belum ketemu. Mereka diduga ikut menjadi korban meninggal dan jenazahnya masih berada di RS Polri, Kramatjati, karena belum berhasil dikenali.
"Ini kami masih menunggu mas. Saya pegang data ada dari RT 26, 30, 31, dan 32. Ini masih tujuh orang belum ditemukan. Semua dari di desa Belimbing," kata Muncar.
Setiap hari, Muncar bertemu keluarga yang kehilangan anggota. Muncar terus menerus menasihati mereka agar selalu sabar.
"Saya terus pantau pihak keluarga yang belum ketemu jasad keluarganya mas. Tiap hari saya minta sabar, kalau Allah izinkan pasti akan ketemu. Semua usaha pasti dilakukan rumah sakit kan," ujar Muncar.
Muncar sudah tak memikirkan lagi pekerjaannya semenjak tragedi Kosambi.
"Ini saya fokus buat warga saya dulu mas. Saya mau semua keluarga korban dapat lihat jasad keluarganya. Saya tinggalin kerjaan saya yang lain, saya dahulukan warga dulu. Warga di RT lain banyak mengadu ke saya. Kalau tempat saya tinggal 1 warga saya lagi belum ketemu," ujar Muncar.
Hampir setiap hari, Muncar didatangi warganya. Mereka minta bantuan agar Muncar mencari tahu kabar dari RS Polri.
"Ada yang sampai nangis- nangis mas anaknya datang ke rumah saya mau ketemu jasad ibunya. Saya terus kontak dengan Rumah sakit juga, hanya terus tunggu dari pihak rumah sakit," kata Muncar.
Setelah kejadian, Muncar bersama warga gotong royong menyelenggarakan tahlilan.
"Kami sudah lakukan tahlilan bersama keluarga korban didekat pabrik. 7 hari pasca kejadian. Rencana nanti 40 harian kami akan tahlilan lagi," ujar Muncar.