Suara.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengklarifikasi, bahwa video penganiayaan sejumlah siswa di dalam kelas yang viral di media-media sosial tersebut bukan terjadi di sebuah SMP di Pangkal Pinang, Provinsi Bangka Belitung.
Anggota bidang pendidikan KPAI Retno Listyarti kepada Suara.com, Senin (6/11/2017), mengatakan lokasi penganiayaan tersebut diduga berada di salah satu SMA atau SMK di Kota Pontianak, Kalimantan Barat.
“Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Babel sudah menginvestigasi ke SMP Negeri 10 Pangkal Pinang. Pihak sekolah mengatakan, video itu bukan terjadi di sekolah mereka,” kata Retno.
Namun, kata Retno, aksi kekerasan serupa juga terjadi di SMPN 10 Pangkal Pinang tersebut pada tanggal 11 Oktober 2017.
Baca Juga: Brutal! Guru Pukuli dan Benturkan Kepala Murid ke Tembok Kelas
Aksi penganiayaan terhadap siswa di SMP itu sudah selesai melalui permusyawarahan, bukan diproses melalui jalur hukum.
“Aksi kekerasan di SMPN 10 Pangkal Pinang itu terkonfirmasi benar, yakni oleh seorang guru mata pelajaran Matematika, tanggal 11 Oktober. Cuma kasusnya berakhir damai begitu saja, tak ada proses hukum. Jadi di sekolah itu benar ada aksi kekerasan, tapi bukan yang ada dalam video viral tersebut,” jelasnya.
Ia mengatakan, KPAI sudah berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, untuk memastikan lokasi aksi kekerasan itu terjadi.
“Kami juga sudah meminta aparat kepolisian untuk memeriksa dan memastikan lokasi peristiwa tersebut di Pontianak,” tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, dalam video berudrasi 37 detik tersebut, tampak sang guru yang disebut bernama Ma’in menghampiri seorang siswa yang duduk di bangku kelas.
Baca Juga: Perusahaan Keluarga Setnov Diakui Punya Saham di Murakabi
Ma’in lantas memukuli si murid, meskipun yang dianiayanya itu sudah berteriak meminta maaf.
“Sudah pak, saya tahu pak, sudah pak,” teriak si murid.
Namun, Ma’in tak menghentikan aksi sadistisnya. Ia memukuli dada dan kepala siswa itu. Bahkan, ia mendorong si murid hingga terjatuh dan menyeretnya hingga meja dan kursi berantakan.
Setelahnya, tampak seorang siswa lain mencoba menghentikan aksi si guru. Namun, tak diduga, Ma’in justru turut memukuli siswa yang mencoba menghentikannya.