Kisah Sahira yang Direnggut Tumor

Siswanto Suara.Com
Senin, 06 November 2017 | 15:08 WIB
Kisah Sahira yang Direnggut Tumor
Sahira Nurul Aulia [dok. Kitabisa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Keceriaan Sahira Nurul Aulia direnggut tumor. Bocah berusia empat tahun ini tinggal rumah sederhana di Kampung Rangon, RT 5, RW 2, Desa Tegalpanjang, Kecamatan Cireunghas, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Dia membutuhkan uluran tangan untuk biaya pengobatan. Doa-doa keluarganya didengar oleh-Nya. Datanglah pertolongan lewat relawan dari lembaga Aksi Cepat Tanggap.

Wartawan Suara.com kemudian menghubungi Personal In Charge Mobile Social Rescue Akasi Cepat Tanggap Nurjanatun Na’im. Melalui telepon, Nurjanatun bercerita panjang lebar mengenai kondisi Sahira.

“Awal pertama kami temukan Sahira itu ada benjolan di bagian punggung, lalu awalnya kami kira adalah tumor,” kata Nurjanatun kepada Suara.com, Senin (6/11/2017).

Mengetahui kondisi Sahira yang mendesak butuh pertolongan, relawan ACT pun membawanya ke Rumah Sakit Umum Daerah Syamsudin SH, Kota Sukabumi.

Di rumah sakit Syamsudin, Sahira menjalani serangkaian pemerisaan di bagian tubuh yang membengkak dan terinfeksi.

Hasil diagnosa menunjukkan dia juga penderita malnutrisi. Tanda-tanda ini sebenarnya sudah terdeteksi dari tubuhnya yang kurus.

Yang paling membuat orangtua sedih lagi ialah ternyata Sahira alergi terhadap obat-obatan. Masalah ini dipicu oleh berbacai macam obat yang sudah diberikan kepadanya sejak kecil.

“Dan dia sedang mengalami alergi obat, saat kami dampingi kita lihat kulitnya juga menebal, efek obat yang karena dulu suka memang periksa kemana-mana, setelah kondisinya parah barulah ke rujuk,” tuturnya.

RSUD Syamsudin tak bisa menanganinya karena masalah keterbatasan fasilitas. Sahira dirujuk ke Rumah Sakit Hassan Sadikin Bandung untuk penanganan lebih lanjut.

Dengan harapan mendapatkan kesembuhan, hari itu relawan ACT, Sahira, dan orangtua berangkat dari Sukabumi ke Bandung tepat usai salat subuh.

Sesampai di RSHS Bandung, Sahira mendapatkan tindakan bedah kecil untuk mengeluarkan isi benjolan yang dianggap tumor.

“Itu ternyata adalah infeksi yang berisi cairan, nanah kental yang dikeluarkan oleh tim dokter sekitar 500 cc. Jadi kuning kental gitu mbak,” katanya.

Dokter mengatakan infeksi tersebut sudah mendesak ke bagian ginjal dan jantung Sahira.

Usai bedah kecil, Sahira mesti menjalani rawat jalan.

Karena perlu biaya besar untuk selalu berobat ke Bandung, ibu Sahira, Ai Masriah, kemudian minta dirujuk ke rumah sakit di Sukabumi.

“Tim bersama keluarga menyelesaikan tekait administratif saat itu, mendengarkan pesan dari dokter terkait bagaimana nanti perawatan Sahira saat di rumah dan tentunya surat kontrol. Dan bisa dilakukan di RS di Sukabumi,” kata dia.

Pengobatan Alternatif

Keluarga sudah lama tahu Sahira sakit. Biaya jadi masalah besar bagi keluarga ini. Orangtuanya pun hanya mampu membawa Sahira berobat ke pengobatan alternatif.

Nurjanatun mengungkapkan ketika pertamakali datang ke rumah Sahira, keadaan keluarga ini memprihatinkan.

Mereka tinggal di rumah yang berbahan dasar bambu. Tikar jadi alas tidurnya.

Keluarga sangat bersyukur mendapatkan uluran tangan masyarakat lewat relawan.

Hari ini, Sahira melakukan kontrol ke Rumah Sakit Hermina Sukabumi.

“Nanti kita tunggu hasilnya, kalau sudah ada hasil terbaru dari dokter kita akan update juga di laman Kita Bisa,” kata Nurjanatun sebelum menutup telepon. (Maidian Reviani)

REKOMENDASI

TERKINI