Suara.com - Presiden Joko Widodo masuk dalam daftar 50 Tokoh Muslim Paling Berpngaruh Sedunia tahun 2018. Daftar itu disusun dan dipublikasikan Royal Islam Strategic Studies Centre (RISSC), yang berbasis di Amman, Yordania.
Selain Jokowi, satu tokoh asal Indonesia lainnya yang masuk daftar tersebut ialah Habib Lutfhi Yahya.
Jokowi dan Habib Luthfi sebenarnya masuk dalam daftar Top 50 The World's Most Onfluential Muslims tahun 2017. Namun, bedanya, terdapat perubahan peringkat pengaruh mereka antara tahun lalu dengan kekinian.
Baca Juga: Doakan Arwah Korban, Warga Kosambi Tahlilan di Pabrik Petasan
Seperti dilansir laman resmi TheMuslim500.com, Senin (6/11/2017), Jokowi tahun ini menempati posisi ke-16.
Posisi Jokowi itu turun tiga peringkat. Sebab, tahun 2016, Jokowi menempati ranking 13 sebagai tokoh muslim yang berpengaruh di seluruh muka Bumi.
Sementara Habib Lutfhi, Ra'is 'Amm Jam'iyyah Ahli Thariqah al-Mu'tabarah al-Nahdliyah, menempati posisi 41 pada tahun ini.
Peringat Habib Lutfhi naik empat peringkat, yakni dari ranking 45 pada tahun 2017.
Selain Jokowi dan Habib Luthfi, tak lagi ada nama tokoh Indonesia yang masuk dalam daftar 50 besar. Bahkan, nama-nama yang disebut menjadi ulama panutan bagi kelas menengah Indonesia hasil survei Alvara Research Center, juga tak dihitung sebagai 50 tokoh Islam berpengaruh di dunia.
Baca Juga: Skandal Pajak 'Paradise Papers' Seret Nama Prabowo Subianto
Ulama-ulama panutan hasil survei Alvara Research Center itu ialah, ustazah Mama Dedeh, Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym, dan Rizieq Shihab.
Sementara posisi puncak dalam daftar 50 Tokoh Muslim Berpengaruh Sedunia 2018 itu, ditempati Profesor Sheikh Ahmad Muhammad Al-Tayyeb, Grand Sheikh Al-Azhar University.
Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz al-Saud berada di ranking kedua. Sementara Raja Yordania sekaligus pemelihara situs suci Yerusalem, Abdullah II bin Al-Hussein, berada di peringkat ketiga.
Sedangkan posisi keempat dan kelima masing-masing ditempati oleh pemimpin tertinggi Muslim Syiah Iran Ayatollah Hajj Sayyid Ali Khamenei dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.