Suara.com - Setelah sehari sebelumnya mendampingi Wakil Presiden, Jusuf Kalla, meninjau ke Pasar Atas di Bukittinggi, Sumatera Barat yang terbakar beberapa hari lalu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, melanjutkan kunjungan kerjanya dengan meninjau kemajuan pembangunan tol Pemalang-Batang sepanjang 39,2 km, di Jawa tengah, Minggu (5/11/2017).
Basuki mentakan, pembangunan ruas tol tersebut membutuhkan teknik konstruksi khusus, karena keberadaan tanah lunak yang tebal (soft soil), dengan kandungan air tanah yang tinggi. Akibat kondisi tersebut, maka diputuskan konstruksi sebagian jalan sepanjang 4,6 km ini menggunakan teknologi vacuum consolidation method (VCM), sSementara ruas lainnya menggunakan teknik preloading.
"Kita menggunakan teknologi vacuum yang serupa dengan yang dilakukan di Tol Palembang-Indralaya, karena terbukti lebih cepat pengerjaannya. Juga tidak perlu material tanah sebagai beban sementara seperti teknik Pre Loading, sehingga meminimalisir penggunaan alat berat," ujar Menteri Basuki.
VCM dimaksudkan untuk mempercepat penurunan dan meningkatkan daya dukung tanah asli yang lunak, dengan melakukan pemompaan vakum pada tanah. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kadar air maupun kadar udara pada butiran tanah, sehingga dapat mempercepat stabilisasi tanah dan mengurangi risiko amblas.
"Untuk pelaksanaan VCM di tol Pemalang-Batang telah disiapkan mesin pompa sebanyak 230 buah," ujar Basuki.
Kelebihan lain VCM adalah gangguan rendah terhadap pekerjaan lainnya, bahkan dapat di-overlap dengan pekerjaan lain, sehingga jadwal konstruksi secara keseluruhan dapat dipersingkat. Teknologi ini juga ramah lingkungan, karena perbaikan tanah lunak bersifat mekanis, tanpa penggunaan bahan-bahan kimia.
Konsolidasi atau penurunan tanah juga bersifat isotropik, sehingga risiko ketidakstabilan lereng dapat dieliminir.
Menteri Basuki memerintahkan agar proses vacuum dapat segera dimulai pada 15 November 2017, sehingga bisa dilakukan bersamaan dengan penimbunan badan jalan untuk mempercepat penyelesaian pembangunannya. Adapun nilai investasi tol Pemalang-Batang ini sekitar Rp6 triliun dan diharapkan rampung dan beroperasi pada akhir 2018.
"Ruas ini merupakan titik kritis untuk menghubungkan tol trans Jawa hingga Surabaya. Diharapkan pada arus mudik Lebaran 2018 tidak ada lagi tol darurat, karena semua badan jalan sudah jadi dan lebih aman dilalui, meskipun belum beroperasi. Saat ini, kemajuannya sudah mencapai 50 persen," katanya.
Tol Pemalang-Batang dikerjakan oleh konsorsium PT Waskita Karya dan PT. Sumber Mitra Jaya.
“Saya kira, ini komposisi yang bagus antar BUMN dan swasta, untuk mendorong swasta menjadi besar. Tetapi swasta juga harus membuktikan performanya," ujar Basuki.
Turut mendampingi Basuki dalam kunjungan tersebut, Dirjen Bina Marga, Arie Setiadi Moerwanto, Direktur Jalan Bebas Hambatan, Perkotaan, dan Fasilitasi Jalan Daerah, Ditjen Bina Marga, Subagiono, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Herry TZ, Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) VIII, Hery Marzuki, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pemali, Juwana Ruhban Ruzziatno, dan Kepala Biro Komunikasi Publik, Endra S. Atmawidjaja.