Uni Eropa Resmi Akui Rohingya Tengah Alami Pembersihan Etnis

Minggu, 05 November 2017 | 06:55 WIB
Uni Eropa Resmi Akui Rohingya Tengah Alami Pembersihan Etnis
Pengungsi Rohingya di Kamp Pengungsian Kutupalong, Cox Bazar, Bangladesh, Minggu (1/10).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Komisi Uni Eropa mengaku penderitaan sangat berat tengah dialami etnis Rohingya di Myanmar. Rohingya disebut tengah mengalami pembersihan etnis yang mengarah pada pembunuhan.

Komisioner Uni Eropa untuk Bantuan Kemanusiaan Christos Stylianides kaget setelah menghitung kebutuhan untuk Rohingya. Dia melihat langsung saat melihat kondisi para pengungsi Rohingya di Bangladesh pekan lalu.

"Kita harus meyakinkan pemerintah Myanmar harus memenuhi hak asasi manusia, bagi manusia manapun. Saya setuju dengan Sekjen PBB Antonio Guterres bahwa mungkin satu-satunya deskripsi untuk situasi ini adalah pembersihan etnis," katanya.

Sejak 25 Agustus 2017, lebih dari 607.000 Rohingya telah menyeberang dari negara bagian Myanmar, Rakhine ke Bangladesh.

Baca Juga: Krisis Rohingya, Israel Tetap Jual Senjata ke Militer Myanmar

Mereka melarikan diri dari sebuah operasi militer yang membunuh lelaki, perempuan dan anak-anak. Mereka menjarah rumah dan membakar desa Rohingya.

Menteri Luar Negeri Bangladesh Abul Hasan Mahmood Ali menjelaskan sekitar 3.000 orang Rohingya tewas dalam tindakan keras tersebut.

Rohingya digambarkan sebagai orang-orang yang paling banyak dianiaya di dunia oleh PBB. Mereka mengalami ketakutan sejak tahun 2012.

PBB pun telah mendokumentasikan pemerkosaan massal, pembunuhan bayi dan anak kecil, pemukulan brutal dan penghilangan. Itu semua dilakukan tentara Myanmar.

Dalam sebuah laporan, penyidik ​​PBB mengatakan bahwa pelanggaran tersebut mungkin merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan. (Anadolu)

Baca Juga: AI: Tentara Myanmar Membunuh dan Memperkosa Etnis Rohingya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI