Terungkap, Polda Sudah Tahu Potensi Teror terhadap Novel Baswedan

Sabtu, 04 November 2017 | 21:42 WIB
Terungkap, Polda Sudah Tahu Potensi Teror terhadap Novel Baswedan
Penyidik KPK Novel Baswedan saat akan meninggalkan gedung KPK Jakarta, Jumat (4/12). [suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak, mengungkapkan ada kejanggalan yang terjadi sebelum tanggal 11 April 2017, atau ketika penyidik KPK Novel Baswedan diserang sejumlah orang tak dikenal memakai air keras.

Dahnil mengatakan, dua pekan sebelum teror itu dilakukan, Polda Metro Jaya mendadak menarik tim pengawalan penyidik senior lembaga anti-rasywah tersebut.

“Inspektur Jenderal Mochammad Iriawan, sudah tahu ada potensi serangan terhadap Novel sebelum teror itu terjadi. Karenanya, dia mengirim tim untuk mengawal Novel dan rumahnya di Kelapa Gading, Jakarta Utara,” kata Dahnil di Gado-Gado Boplo, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (4/11/2017).

Baca Juga: Insiden Beton MRT Jatuh, Ini Respon dan Langkah Anies Baswedan

Sebelum teror yang terjadi seusai Novel salat subuh di masjid tersebut, sudah ada sejumlah peristiwa teror. Karenanya, Irjen Iriawan kala itu menemui Novel dan memberikan peringatan adanya potensi teror dan memberikan pengawalan khusus.

Waktu itu Novel menolak, tapi karena Pak Iriawan mendesak supaya ada pengawalan di sekitar rumahnya, maka sekitar daerah itu dijaga tim Polda,” jelasnya.

Namun, dua pekan sebelum teror yang mengakibatkan salah satu mata Novel tak bisa melihat tersebut, tim yang dikirim Kapolda Iriawan mendadak ditarik.

Menurut Dahnil, penarikan pasukan tersebut disebabkan ada tim pengganti yang dikirim dari Mabes Polri.

"Penarikan tim Polda itu sekitar dua pekan sebelum kejadian. Pak Kapolda waktu itu mengatakan kepada Novel harus menarik timnya. Barulah setelah pergantian tersebut terjadi teror yang dilakukan dua orang misterius,” ungkapnya.

Baca Juga: Butuh Wali, Bocah Lelaki SD Sewa Perempuan di Aplikasi Kencan

Selang dua hari setelah diteror, Dahnil mengatakan Novel sempat meyakini pelaku penyerangannya bakal cepat ditanhgkap poisi. Sebab, Novel mengetahui polisi sudah mendapat data awal.

“Tak mungkin intelijen Polda Metro atau Mabes Polri tak tahu data awal. Polda sendiri sejak awal tahu kok ada potensi penyerangan. Ada intelijen yang menantau, segala macam. Tak mungkin tidak ada yang memantau di sekitar Novel,” tukasnya.

Namun, keyakinan Novel dan banyak pihak itu tak terbukti. Pasalnya, hingga genap 206 hari setelah peristiwa itu terjadi, kasus tersebut tak kunjung terungkap. Padahal, polisi sudah memeriksa 60 saksi dan sejumlah rekaman video pengawas sekitar lokasi.

"Tambah lagi CCTV yang sampai hari nggak diungkap, misalnya CCTV yang ada di Pemda DKI. Disitu kan ada CCTV yang bisa mantau daerah Novel sekitarnya itu sama sekali nggak diungkap," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI