Insiden Beton MRT Jatuh, Ini Respon dan Langkah Anies Baswedan

Sabtu, 04 November 2017 | 20:50 WIB
Insiden Beton MRT Jatuh, Ini Respon dan Langkah Anies Baswedan
Pekerja melakukan pemasangan rel pada proyek pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) di Jakarta, Selasa (31/10/2017). [Suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Parapet (pagar atau dinding beton pelindung) jalur Mass Rapit Transit (MRT) terjatuh di kawasan Jalan Wijaya II, Kebayoran Baru, pada Jumat (3/11/2017) malam lalu.

Menanggapi hal tersebut, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta pengelola MRT Jakarta untuk mengevaluasi insiden jatuhnya parapet tersebut, agar kejadian itu tidak terulang lagi.

"Nomor satu, harus lebih hati-hati, pengelola MRT supaya me-review di mana letak masalahnya sehingga tidak berulang," ujar Anies di Balai Kota DKI, Jakarta, Sabtu (4/11).

Tak hanya, Anies menuturkan bahwa pascakejadian, dirinya langsung melakukan komunikasi dengan Direktur Utama MRT Jakarta, William Sabandar, demi memastikan agar korban yang menjadi korban jatuhnya parapet itu tetap ditanggung penghidupannya.

"Tadi malam saya berkomunikasi langsung dengan Pak Dirut MRT, kira-kira jam 12-an (malam), dan memastikan bahwa yang jadi korban itu penghidupannya tidak terganggu. Bukan hanya biaya kesehatannya ditanggung, tetapi penghidupannya tidak terganggu. Dan langsung beliau pastikan langkah-langkah untuk korban," kata Anies.

Penghidupan yang dimaksud Anies yakni agar pihak MRT Jakarta bertanggung jawab bukan hanya soal kesehatan, tetapi juga memberikan jaminan penghidupan bagi korban hingga kesehatannya pulih dan mendapatkan pekerjaannya kembali.

"Kalau alat kerjanya rusak, jadi bukan hanya biaya rumah sakit. Makanya tadi saya bilang, penghidupannya, bukan hanya kesehatannya. Karena kalau kita bicara penghidupannya, maka kita bicara lebih dari secara fisik, tetapi juga kita bicara soal bagaimana dia tetap hidup meskipun ada kejadian itu," tandasnya.

Diketahui, dari hasil investigasi, jatuhnya parapet dengan berat tiga ton itu bermula saat material OCS Parapet (tembok pembatas jalur layang) mulai diangkat dengan Truck Mounted Crane, untuk dipasang di jalur kereta layang.

Ketika pengangkatan OCS Parapet tersebut di ketinggian 20 cm dan melakukan pemindahan, namun tiba-tiba kondisi boom (lengan crane) goyang, sehingga operator gagal untuk mengontrol posisi boom yang mengakibatkan boom memanjang, sehingga radius boom melebihi yang seharusnya sampai dengan kurang lebih 8 m. Hal itu kemudian mengakibatkan crane tidak dapat berdiri dengan stabil saat mengangkat OCS.

Kondisi itu lantas menyebabkan material OCS yang sedang diangkat terjatuh, hingga menimpa mobil dan kendaraan bermotor roda dua yang sedang melaju dan mengenai pengendara.

Akibat kejadian itu, pengendara motor atas nama Syamsudin mengalami luka memar dan lecet. Syamsudin pun sudah diberikan penanganan medis oleh pihak RS Pertamina. Sementara pengendara mobil dilaporkan tidak mengalami luka.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI