Suara.com - Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tanjung menilai langkah Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto mempolisikan sejumlah pemilik akun media sosial justru memperburuk citra partai. Novanto melaporkan pemilik akun yang menyebarkan meme Novanto ketika masih dirawat di Rumah Sakit Premier, Jatinegara, Jakarta Timur.
"Kalau citra (terhadap Golkar) saya kira tentu akan berpengaruh, sekarang saja citra masyarakat terhadap Novanto akan terbentuk, dan citra itu akan berdampak kepada Golkar," kata Akbar ditemui usai menghadiri pertemuan Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam dengan Presiden Joko Widodo di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (3/11/2017).
Sebagai mantan ketua umum Golkar, Akbar prihatin dengan kondisi partainya sejak dipimpin Novanto. Pasalnya, survei sejumlah lembaga menyebutkan elektabilitas Golkar makin terpuruk.
"Kami warga Golkar sangat prihatin dan sedih penurunan opini publik kepada Golkar akhir akhir ini. Berbagai lembaga survei saya ikuti dibawah angka 10, tinggal satu digit, ada yang sembilan, ada yang tujuh. Kalau tren terus turun yang saya takutkan, enam sekian, lima sekian, empat sekian, tiga sekian, dan kalau sampai tiga sekian, itu artinya tidak melewati batas Threshold. Berarti kami tidak punya wakil, itu yang saya takutkan," ujar dia.
Akbar menyarankan pengurus Golkar segera melakukan perbaikan dan perubahan internal untuk mengembalikan citra partai.
"Karena itu citra sangat penting, untuk mengubah citra perlu melakukan perbaikan dan perubahan. Sehingga publik juga melihat, oh Golkar sudah melakukan perubahan, perbaikan, kalau begitu Golkar bisa kita percaya kembali," kata dia.
Ketika ditanya perubahan internal seperti apa yang dibutuhkan Golkar, Akbar mengatakan: "Perubahan itu artinya bisa macam macam, salah satunya bisa itu (ganti Novanto sebagai ketua umum). Tapi saya tidak mengatakan eksplisit itu, perubahan bisa berbagai arah."
Polisis udah mengamankan salah satu pembuat meme tentang Novanto, Dyan, warga Tangerang, Banten. Dyan dijerat dengan UU ITE.
Dyan tak lain adalah kader Partai Solidaritas Indonesia. Statusnya sekarang menjadi tersangka.