Alexis, Ini Keuntungan dan Kerugian Bagi Warga Kampung Muka

Kamis, 02 November 2017 | 18:17 WIB
Alexis, Ini Keuntungan dan Kerugian Bagi Warga Kampung Muka
Sudut Kampung Muka, Ancol, Jakarta Utara [suara.com/Dian Rosmala]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Hotel dan Griya Pijat Alexis berdiri mentereng di Jalan R. E. Martadinata, Ancol, Jakarta Utara. Izin usaha tempat itu kini tak diperpanjang pemerintah karena disinyalir ada aktivitas prostitusi di sana.
 
Walau hotel yang terdiri dari tujuh lantai itu berada di Kelurahan Ancol, menurut Ketua RW 4 Bahrun, keberadananya tak berdampak negatif bagi warga.
 
"Kalau kita berbicara dampak negatif itu tidak kita rasakan langsung kalau untuk warga. Karena mereka ya tidak terlihat. Nggak nampak mata warga," kata Bahrun kepada Suara.com saat ditemui di kantor RW 4. 
 
Lagipula, warga juga tahu Alexis bukan kelas mereka. Harga untuk mendapatkan layanan dari tempat tersebut selangit.
 
"Di situ kan bukan kelasnya yang ecek-ecek. Itu bukan menengah ke bawah. Mereka golongan atas semua. Jadi main halus. Itu terbungkus rapi. Jadi dampak negatifnya nggak dirasakan oleh warga," ujar Bahrun.
 
Sebaliknya, aktivitas Alexis malah menghidupkan roda ekonomi bagi masyarakat sekitar. Sebagian warga RW 4 bisa mendapatkan pekerjaan dari sana. Office boy, tukang cuci, satpam, dan tukang parkir, misalnya. 
 
Tapi begitu hotel tak beroperasi, puluhan warga kehilangan pekerjaan. 
 
"Menjadi masalah juga misalnya ada tukang parkir, itu kan bergantian ya, antara warga RW 02 sama warga RW 04. Mereka terbagi tiga shift. Sekitar 75 orang mungkin. Menggantungkan hidupnyabya disitu," tutur Bahrun.
 
Bahrun mengungkapkan pada waktu Alexis masih ramai pengunjung, setiap hari, setiap tukang parkir minimal bisa membawa pulang Rp150 ribu. Itu sudah cukup untuk membiayai hidup keluarga dan sekolah anak mereka.
 
Bahrun menuturkan tak mudah bagi warga mendapatkan uang sebesar itu dalam semalam.
 
"Mudah-mudahanlah pihak pemda memberikan solusi yang tepat dan cepat. Karena ini juga berhubungan dengan urusan perut. Kemarin ada anak tukang parkir yang biasanya parkir di situ, dia ketemu saya 'om punya duit cepek nggak untuk buat jajan anak-anak besok pagi?' Nah ini salah satu contoh," kata Bahrun.
 
Berbeda dengan Ketua RT 5, RW 4, Rizal. Menurut dia keberadaan Alexis tak memberi dampak positif kepada warganya. Bahkan, warga merasa dirugikan karena kecipratan stigma buruk.
 
"Hotel itu membantu yang seperti apa? Seingat saya yang jadi satpam di situ, kalau dari wilayah saya cuma satu orang. Itu pun baru juga. Belum lama," ujar Rizal.
 
"Jujur sebagian besar masyarakat ini menolak (Alexis). Karena nggak ada nilai positifnya juga buat kita warga disini. Memang setahun sekali dia ngasih santunan untuk anak yatim, toh itu juga nggak akan merubah taraf hidup. Toh warga kebanyakan juga kerja di luar kok," Rizal menambahkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI