Suara.com - Sembilan warga Bima, Nusa Tenggara Barat, yang diduga terlibat kelompok teroris jaringan Imam Munandar, akan diterbangkan ke Mabes Polri, Jakarta.
"Rencananya, Kamis sore ini terbang ke Jakarta untuk pendalaman pemeriksaan," kata Wakapolda NTB Komisaris Besar Tajuddin di Mataram, Kamis (2/11/2017).
Kesembilan warga yang diamankan secara terpisah tersebut, masih dalam perjalanan dari Kota Bima menuju Bandara Internasional Lombok (BIL), Kabupaten Lombok Tengah.
Sembilan warga yang berasal dari Penato'i, Kecamatan Mpunda, Kota Bima, itu dikirim ke Mabes Polri untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut oleh Tim Detasemen Khusus 88/Antiteror.
Baca Juga: 10 Titik Pembangunan di Jakarta Tak Kantongi Amdal Lalin
Pemeriksaan tersebut untuk mengetahui peran dan keterlibatannya dalam kelompok teroris, yang menembak dua anggota Polres Bima Kota pada 11 September 2017.
Berdasarkan informasi sementara, salah satu dari mereka, yakni MIT alias Iqbal diduga turut terlibat dalam aksi penembakan anggota kepolisian di Bima Kota.
"Jadi sudah ada pengakuan bahwa dia (Iqbal) yang melakukan," tukas Tajuddin.
Iqbal melakukan aksi penembakan bersama RFJ alias Yaman. Rekannya itu, yakni Yaman, tewas dalam baku tembak melawan personel Tim Detasemen Khusus 88/Antiteror di pegunungan Oi Sarume, Kecamatan Ambalawi, Kabupaten Bima, Senin (30/10).
Sementara untuk penembakan anggota kepolisian di TKP kedua, diketahui MA alias One Dance yang tewas bersama rekannya, Yaman, melancarkan aksi penembakan bersama Imam Munandar, otak komplotan radikal yang kekinian buron.
Baca Juga: Akhiri Paceklik Gol di Wembley, Ronaldo Malah Kecewa
Tajuddin menegaskan, pihaknya tidak akan diam dan memastikan pengejaran Imam Munandar yang disinyalir membawa senjata api rakitan masih terus berlanjut.