Sandiaga Diminta Kaji Dulu Sebelum Terapkan Halal Tourism

Kamis, 02 November 2017 | 12:44 WIB
Sandiaga Diminta Kaji Dulu Sebelum Terapkan Halal Tourism
Kepadatan pemukiman penduduk terlihat dari ketinggian di salah satu kawasan di Jakarta, Rabu (28/9/2016). [Suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Konsep halal tourism kini sedang digandrungi di negara-negara Asia. Wakil Gubernur Jakarta Sandiaga Uno pun tertarik untuk mengembangkan konsep tersebut di Jakarta.

Tetapi, Sekretaris Komisi A DPRD Jakarta Syarif mengingatkan Sandiaga dan jajaran untuk mengkajinya terlebih dahulu dengan mempertimbangkan berbagai aspek.

"Tapi harus dikaji secara matang. Hotel itu kan dibuat bukan sekedar menegakan syariah juga, tapi kan bisnis," ujar Syarif di gedung DPRD, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (2/11/2017).

Anggota Fraksi Gerindra tentu saja mendukung gagasan Sandiaga mengembangkan konsep syariah.

"Kalau untuk menegakkan hal yang berbau syariah sih kami setuju saja. Tapi tolong dikaji feasibility dalam konteks bisnis apa. Kalau yes, oke untuk bisnis jalan," kata Syarif.

"Ini gagasan bagai saya, ayo dikaji ulang. Harus melibatkan banyak stakeholder. Paling penting peraturannya mendukung nggak. Kalau nggak mendukung jangan diteruskan," Syarif menambahkan.

Syarif juga mendukung pemerintah jika ingin mengembangkan tempat hiburan bersyariah. Tetapi, tentunya harus dikaji dulu.

Sandiaga berharap hotel-hotel konvensional melakukan inovasi lewat konsep halal tourisme.

"MES juga ingin dorong timbulnya kegiatan ekonomi khususnya yang di UKM untuk mendorong hadirnya semangat baru untuk mengkonversi hotel-hotel yang sekarang beroperasi secara konvensional untuk melirik bagaimana kaidah-kaidah perhotelan syariah," kata Sandiaga.

Sandiaga menyebut Malaysia, Korea Selatan, dan Jepang sudah mengembangkan konsep tersebut.

Di Jakarta sebenarnya sudah ada sebagian hotel yang menerapkan konsep syariah, di antaranya yang berada di Tebet dan Menteng.

"Beberapa yang sudah saya kunjungi langsung seperti Hotel Sofyan di Tebet maupun yang di Menteng, terus ada beberapa hotel yang ada di wilayah Jakarta Timur. Jadi kita justru ingin memastikan Jakarta gak ketinggalan," kata dia.

Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah Jakarta Reza Artha menjelaskan perbedaan hotel syariah dan hotel konvensional terletak pada operasional dan manajemen. Hotel syariah mengedepankan nilai-nilai Islam.

"Artinya hotel syariah adalah dalam operasionalnya mengetengahkan pola-pola atau aturan-aturan yang sesuai dengan syariah," kata Reza.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI