Suara.com - Benua Eropa menjadi tujuan belajar yang semakin populer di kalangan pelajar Indonesia, kata Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Vincent Guerend.
"Oleh karena itu European Higher Education Fair (EHEF) diselenggarakan untuk menanggapi meningkatnya minat pelajar Indonesia melanjutkan pendidikan tinggi di Eropa," katanya pada pembukaan EHEF di Jogja Expo Center (JEC) Yogyakarta, Rabu (1/11/2017).
EHEF yang untuk ketiga kalinya diselenggarakan di Yogyakarta, menurut dia, menghadirkan 87 institusi pendidikan tinggi dari 11 negara Eropa.
EHEF juga berlangsung di Jakarta untuk kesembilan kalinya dan akan diselenggarakan di Palembang pada 7 November 2017.
Baca Juga: 400 Pelajar dan Santri Jelajah Naik KRI dr. Soeharso
Ia mengemukakan siswa Indonesia yang berangkat ke Eropa pada akhir 2016 berjumlah 6.300 orang, tiga kali lebih banyak dari tahun 2011.
Secara keseluruhan, lebih dari 11.000 pelajar dan ilmuwan Indonesia saat ini menempuh pendidikan di Eropa.
Pada 2017, kata dia, Uni Eropa memperingati 30 tahun dilaksanakannya program Erasmus. Setiap tahun, sekitar 1.600 beasiswa diberikan kepada para pelajar dan dosen dari Indonesia melalui program beasiswa Erasmus+ dan beasiswa lain dari negara-negara anggota Uni Eropa.
"Sebaliknya, melalui Program Erasmus+, setiap tahun lebih dari 150 pelajar dan dosen dari Eropa datang ke universitas di Indonesia untuk mengikuti perkuliahan dan pelatihan sebagai bagian dari program pertukaran pelajar dan dosen dalam jangka pendek," katanya.
Ia mengatakan menempuh pendidikan di luar negeri bukan sekadar memperoleh kualifikasi akademis, tetapi juga memberikan kesempatan kepada pelajar menemukan jati diri, mengembangkan kemandirian dan mengenal budaya baru.
Baca Juga: Perkuat Posisi, Wacom Sasar Pelajar Gunakan Produknya
Dengan mendapatkan gelar sarjana di Uni Eropa, menurut dia, pelajar dapat memperoleh kualifikasi akademis yang diakui secara internasional.