4 "Flyover" di Brebes dan Tegal Telah Diresmikan

Rabu, 01 November 2017 | 18:33 WIB
4 "Flyover" di Brebes dan Tegal Telah Diresmikan
Jalan tol Brebes Timur-Pemalang dan 4 FO yang dibangun melintasi 4 perlintasan kereta api di Kabupaten Brebes dan Tegal, Jawa Tengah, selesai dibangun. (Sumber: Kementerian PUPR)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pelaksanaan mudik Lebaran 2017, khususnya di Pulau Jawa, jauh berbeda dibanding tahun sebelumnya. Lalu lintas lebih lancar dan tak terjadi insiden kemacetan parah.

Salah satu kontribusi lancarnya perjalanan mudik 2017 adalah fungsionalnya jalan tol Brebes Timur-Pemalang dan 4 flyover (FO) yang dibangun melintasi 4 perlintasan kereta api di Kabupaten Brebes dan Tegal, Jawa Tengah. Meski pada saat itu belum rampung, namun penyelenggaraan mudik berlangsung aman, lancar dan sukses, tanpa adanya laporan kecelakaan selama melewati FO tersebut.

Empat FO tersebut adalah Klonengan (1.011 m) dan Kesambi (470 m) di Kabupaten Tegal, Kretek (830 m) dan Dermoleng (650 m) di Kabupaten Brebes.

Keempatnya, yang dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Bina Marga (DJBM) tersebut akhirnya rampung dan diresmikan oleh Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, yang didampingi oleh Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII, Achmad Herry Marzuki, Rabu (25/10/2017).

Selain FO, Ganjar juga meresmikan underpass Jatingaleh, Kota Semarang, yang panjangnya 1.300 m. Pembangunan keempat FO tersebut terbilang cepat, karena menggunakan teknologi corrugated mortarbusa pusjatan (CMP).

Pekerjaannya dikebut siang dan malam sejak November 2016. Adapun FO yang tercepat pengerjaannya adalah Dermoleng dan Klonengan, yang hanya menghabiskan 4,5 bulan. FO yang terakhir selesai adalah Kretek, yang menghabiskan 6 bulan pekerjaan konstruksi.

“Kita bekerja dengan lembur 24 jam, selama 3 shift, dengan pekerja mencapai 350 orang,” tutur Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Jembatan Wilayah Tegal-Brebes DJBM Kementerian PUPR, Wahyu Supriyo, Minggu (29/10/2017).

Karena berada di atas perlintasan kereta api, pembangunan tidak boleh mengganggu lalu lintas kereta api, sehingga dalam pekerjaannya disesuaikan dengan jeda kereta api melintasi kawasan tersebut. Di jalur tersebut tedapat 72 kali perlintasan kereta api di hari biasa.

Setiap kereta membutuhkan waktu selama lima menit, atau per harinya mencapai enam jam untuk penutupan jalan yang mengakibatkan antrean kendaraan. Antrean semakin panjang pada musim mudik tiba, karena meningkatnya volume kendaraan dan peningkatan perlintasan kereta api menjadi sekitar 92 kali per hari, atau lebih dari tujuh jam pemberhentian dalam sehari.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI