Reklamasi dan Utang Anies-Sandiaga ke Warga Kampung Akuarium

Selasa, 31 Oktober 2017 | 18:04 WIB
Reklamasi dan Utang Anies-Sandiaga ke Warga Kampung Akuarium
Warga beraktivitas di depan rumah semi permanen di Kampung Akuarium, Jakarta Utara, Selasa (24/10).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gedung-gedung pencakar langit di daratan pulau-pulau buatan proyek reklamasi teluk Jakarta merupakan musibah tersendiri bagi warga di Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara. Demi pembangunan dan kemajuan kota, rumah mereka dibongkar tanpa ada gantinya.

Namun, harapan untuk memunyai tempat tinggal layak yang dulu sirna, kini kembali bersemi seiring suksesi di Pemprov DKI. Persisnya ketika era kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat berakhir dan digantikan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno sebagai Gubernur  dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.

Anies dan Sandiaga berjanji tidak melanjutkan proyek reklamasi. Dalam janji kampanye, keduanya juga berjanji menghentikan proyek tersebut lantaran dinilai merugikan masyarakat sekitar, terutama para nelayan yang sebagian bermukim di Kampung Akuarium.

Baca Juga: Sandiaga Janji Tak Ingkari Kontrak Politik

Janji itu merupakan sebagian alasan warga Kampung Akuarium memilih Anies-Sandiaga dalam Pilkada Jakarta 2017. Mereka merelakan hak politik demi mewujudkan janji politik yang entah akan ditepati atau tidak.

Demi realisasi janji, warga Kampung Akurium bahkan siap bersama-sama Anies-Sandi melawan para pemilik modal bahkan pemerintah pusat, yang berkukuh melanjutkan proyek tersebut.

Mereka memastikan tidak rela, apabila Anies-Sandi menjilat ludah sendiri dan berkompromi dengan keinginan pemerintah pusat.

"Kami siap di belakang Pak Anies-Sandiaga. Itu janji mereka kepada kami. Mereka harus menepatinya dan kami akan mengawalnya. Apa pun risiko yang akan tanggung," kata seorang warga bernama Topa kepada Suara. com, di Kampung Akuarium, Jakarta Utara, Selasa (31/10/2017).

Topa meyakini, Anies-Sandi tidak akan ingkar pada janji-janjinya. Keyakinan itu berdasarkan kegigihan Anies dan Sandi berkampanye ke pelosok-pelosok Jakarta, bahwa reklamasi tak sedikit pun menguntungkan warga.

Baca Juga: Wajahnya 'Mirip Ahok', Bocah SD Ini Ditusuk Pakai Pulpen

"Saya yakin reklamasi bisa berhenti kalau warga Jakarta kompak dan Pak Anies-Sandi ada di depannya. Itu yang diinginkan warga Jakarta, setop reklamasi. Anies-Sandi tak usah takut. Kami siap membela," tutur Topa.

enurut Topa, proyek reklamasi tak memiliki manfaat sedikit pun bagi warga Jakarta, bahkan dampaknya terhadap lingkungan dan pekerjaan para nelayan sangat berbahaya.

Topa mengatakan, reklamasi sejak awal menjadi keinginan pemerintah pusat. Bukan warga Jakarta. Sebab itu, jika Anies-Sandiaga memikirkan Warga Jakarta, maka mereka harus menepati janjinya.

"Masalah reklamasi dan moratorium dicabut itu kan memang pengennya pemerintah pusat. Karena bisa diliat saat Menteri Maritim diberhentikan, Pak Rizal Ramli yang getol menolak reklamasi. Berarti memang penginnya pusat reklamasi ini," ujar Topa.

Darmadiani, seorang ibu dari Kampung Akurium, menilai Anies-Sandiaga pasti tahu bahaya proyek reklamasi apabila dilanjutkan.

"Mungkin itu salah satu janji Anies-Sandi untuk menaikkan suaranya. Tapi kami pikir Pak Anies dan bang Sandi sudah melewati penelitian atau pembicaraan yang panjang dengan timnya, karena memang reklamasi itu tidak menguntungkan dan Jakarta tidak membutuhkan reklamasi," tutur Darma.

Ia menyebutkan, akan banyak warga Jakarta yang kehilangan pekerjaan akibat proyek reklamasi. Tak sedikit pula  bahaya lain akan dirasakan oleh warga pesisir Jakarta, terutama warga Kepulauan Seribu, pada kemudian hari.

"Jakarta punya Kepulauan Seribu,  Ada pulau-pulau di situ, nah dengan adanya reklamasi menguntungkan siapa? Dan untuk siapa. Mungkinkah kami bisa tinggal di sana? Itu pasti ada kajiannya. Apa lagi itu dampak ekologinya, jelas-jelas merusak," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI