Konflik Tanah, Pembangunan Pabrik Semen Indonesia Aceh Terhenti

Tomi Tresnady Suara.Com
Selasa, 31 Oktober 2017 | 05:39 WIB
Konflik Tanah, Pembangunan Pabrik Semen Indonesia Aceh Terhenti
Sejumlah pekerja memindahkan karung semen ke dalam kapal di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara, Jumat (28/4/2017). [Suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gubernur Aceh Irwandi Yusuf menyatakan dirinya akan duduk bersama guna mencari penyelesaian terhadap berhenti sementaranya pembangunan PT Semen Indonesia Aceh di Kabupaten Pidie.

"Kami akui permasalahan tanah yang terjadi dengan PT Samana Citra Agung merupakan hal yang rumit dan perlu diselesaikan secepatnya," kata Irwandi Yusuf di Kompleks Lanud Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, Aceh Besar, Senin (20/10).

Ia menjelaskan pihaknya akan duduk dengan pihak PT Semen Indonesia Aceh dalam mencarikan solusi dan juga pihak lainnya sehingga investasi yang telah hadir dapat terus berlanjut.



"Kita akan berupaya agar investasi pabrik semen di Aceh ini dapat terus berlanjut sebab ini juga akan menjadi perhatian dari calon investor lainnya," katanya.

Menurut dia apa bila investasi pabrik semen terganggu maka juga akan berimbas kepada calon investor lainnya yang akan berinvestasi di provinsi ujung paling barat Indonesia itu.

"Investor mereka masih melihat apakah Aceh itu aman tidak untuk berinvestasi dan mereka tidak mau masuk jika belum aman," katanya.

Karena itu pihaknya akan segera mencarikan solusi terhadap persoalan yang terjadi tersebut sehingga perusahaan plat merah tersebut dapat beroperasi sesuai target di provinsi berpenduduk sekitar lima juta jiwa itu.

Sebelumnya, PT Semen Indonesia Aceh telah menyatakan menghentikan proyek pembangunan pabrik di Laweung, Kabupaten Pidie, sampai masalah lahan selesai.

"Masalah lahan telah kami serahkan kepada Pemerintah Kabupaten Pidie untuk menyelesaikannya. Bila masalah sudah selesai maka pembangunan akan kita lanjutkan," kata Direktur Utama Bahar Syamsu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI