Mensos Resmikan Desa Sejahtera Mandiri di Jombang

Senin, 30 Oktober 2017 | 09:24 WIB
Mensos Resmikan Desa Sejahtera Mandiri di Jombang
Mensos, Khofifah Indar Parawansa. (suara.com/Dian Rosmala)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Sosial (Mensos), Khofifah Indar Parawansa meresmikan dan memwisuda Desa Daditunggal, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, Jawa Timur menjadi Desa Sejahtera Mandiri berbasis enterpreneurship. Kawasan ini merupakan desa binaan Universitas Ciputra, Surabaya.

"Saya bangga melihat bapak ibu warga Desa  Daditunggal, Ploso, Jombang, kini lebih mandiri dan berdaya. Harapannya setelah diwisuda, kehidupan dan kondisi ekonomi semakin baik, warganya makin sejahtera," tutur Khofifah, saat menyampaikan arahan dalam "Wisuda Desa Dampingan Universitas Ciputra", di Kampung Ciputra, Jatim, Sabtu (28/10/2017).

Khofifah mengatakan, warga Desa Daditunggal yang memiliki mata pencaharian sebagai buruh tani sebanyak 617 orang dan pemilik sawah sebanyak 312 orang. Sebagian lainnya adalah peternak dan usaha jasa, seperti PNS, pedagang kecil, tukang jahit, tukang kayu dan pedagang kecil.

"Berdasarkan komposisi tersebut, pendampingan yang diberikan Universitas Ciputra diarahkan kepada peningkatan kapasitas petani, pelatihan pembuatan pupuk organik, dan pemberdayaan karang taruna. Ada juga bantuan rehabilitasi sosial rumah tidak layak huni (RTLH) dari Kementerian Sosial, yang dikembangkan oleh Universitas Ciputra," tutur Khofifah.

Mensos menjelaskan, setelah pendampingan yang dimulai pada 2015, sejumlah hasil sudah dicapai, yakni penjualan beras organik, produk unggulan berupa beras dan kacang-kacangan organik, UPMART atau semacam pasar tradisional untuk menampung hasil usaha.  

"Universitas Ciputra mengembangkan mindset dan keterampilan enterpreneurship masyarakat, sehingga dapat mewujudkan masyarakat desa sejahtera mandiri yang memiliki pola pikir, pola sikap dan pola tindak yang enterpreneurial," terang Khofifah.

Perwujudan Nawa Cita Menyejahterakan Warga
Desa Sejahtera Mandiri (DSM) adalah desa yang masyarakatnya memiliki keswadayaan, partisipasi, dan kesetiakawanan sosial yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan dasar dan mengembangkan penghidupan berkelanjutan, serta menciptakan nilai tambah bagi produktivitas desa.

"Program ini merupakan perwujudan Nawa Cita butir tiga dari sembilan butir program prioritas pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla," terang Khofifah.

DSM lanjutnya, merupakan upaya pemerintah untuk membangun Indonesia dari pinggiran dan membangun Indonesia dari desa,  dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan, memperteguh kebhinekaan, dan memperkuat restorasi sosial, serta meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia. Kriteria desa sasaran adalah memiliki angka PMKS tinggi, memiliki lembaga sosial dengan ikatan sosial sesuai kearifan lokal, adanya potensi partisipasi dan keswadayaan masyarakat, memiliki potensi ekonomi yang mungkin dikembangkan oleh masyarakat miskin.

Sebuah desa dikatakan mandiri apabila memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar dan hak dasar bagi warganya, memelihara kearifan lokal, melindungi warga dari berbagai risiko sosial dan ekonmi yang dirasakan, dan mampu mengendalikan konflik sosial yang terjadi di lingkungannya. Secara keseluruhan, Kementerian Sosial telah menggandeng 20 perguruan tinggi di seluruh Indonesia sebagai mitra dalam pengembangan DSM.

Pembangunan desa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia. Program ini juga bertujuan untuk menanggulangi kemiskinan melalui penyediaan pemenuhan kebutuhan dasar.

"Pemerintah menargetkan dapat mengembangkan 5.000 desa tertinggal dan 2.000 desa mandiri pada 2015-2019. Sementara Kementerian Sosial sendiri menyasar pengembangan 120 desa dengan sebutan Desa Sejahtera Mandiri," kata Mensos.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI