Kepala Instalasi Kedokteran Forensik Rumah Sakit Polri Komisaris Besar Edy Purnomo membeberkan tanda yang membantu dokter mengenali jenazah kakak beradik, Nilawati (17) dan Unia (14), korban kebakaran pabrik petasan milik PT. Panca Buana Cahaya Sukses.
"Keduanya kakak beradik, karena dari hasil DNA ibunya itu antara Nilawati sama Unia itu sama," kata Edy di RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, Minggu (29/10/2017).
Mereka ketahuan sebagai kakak adik dari hasil pengecekan DNA keluarga, didukung kartu keluarga dan ijazah korban yang diserahkan ke tim DVI.
"Nyerahin KK, ijazah sama keterangan-keterangan," kata dia.
Lebih jauh, Edy mengungkapkan ada satu ciri yang kemudian mengungkap identitas Nilawati. Dia punya tindikan lidah.
"Iya, mereka juga dari awal memberi tahu bahwa Nilawati punya tindik, makanya kita cari juga yang di postmortem punya tindik. Ada kecocokan," kata Edy.
Sembilan jenazah sudah berhasil diidentifikasi. Sebanyak 38 jenazah lagi masih berada di RS Polri karena belum terungkap profilnya.
Polisi telah menetapkan tiga tersangka dalam kasus ini yaitu pemilik Panca Buana Cahaya Sukses; Indra Liyino, Direktur Operasional Panca Buana Cahaya Sukses Andri Hartanto, dan tukang las bernama Subarna Ega.