Penjual Nasi Uduk Sempat Tolak Dibayar Sandiaga Rp100 Ribu

Minggu, 29 Oktober 2017 | 13:25 WIB
Penjual Nasi Uduk Sempat Tolak Dibayar Sandiaga Rp100 Ribu
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno di Balai Sarbini, kawasa Gatot Soebroto, Jakarta Selatan, Rabu malam (25/10/2017). [suara.com/Ismail]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Usai ikut lari Mandiri Jakarta Marathon 2017, Wakil Gubernur Jakarta Sandiaga Uno meninggalkan kawasan Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Minggu (29/10/2017). Dia pergi ke Balai Kota dengan menumpang mobil.

Setelah turun dari mobil, Sandiaga yang memakai pakaian olahraga warna biru langsung masuk ke dalam ruang kerja.

Sekitar 30 menit kemudian, dia keluar lagi dengan penampilan lebih formal. Dia mengenakan kaos berkerah warna merah marun dan celana panjang warna coklat.

Sandiaga kemudian berjalan kaki ke pusat usaha kecil dan menengah Balai Kota. Di sana, dia ke lapak makanan khas Betawi milik Hudawati (63). 

"Ibu jualan apa," kata Sandiaga.

"Nasi uduk, pak," kata Hudawati.

Sandiaga pun memesan nasi uduk dengan lauk terong balado, telur balado, mentimun, kemangi, jengkol, serta bawang goreng.

“Udah bu, nasinya sedikit saja,” kata Sandiaga.

Semua pesanan Sandiaga selesai.  Sandaiga tak menanyakan berapa harganya, tetapi dia langsung memberikan uang sebesar Rp100 ribu kepada Hudawati.

"Ini ya bu," kata Sandiaga.

Hudawati terlihat kaget disodori uang Rp100 ribu. 

"Nggak usah pak, kegedean," kata dia.

Sandiaga tetap memberikan uang tersebut dengan menaruhnya di meja.

"Gini nih UKM, dibayar suka nggak mau," ujar Sandiaga sambil tersenyum.

 Selanjutnya, Sandiaga pergi. Sandiaga tak memakan nasi uduk di tempat, melainkan membawanya masuk ke dalam mobil untuk kunjungan kerja.

Lari marathon

Usai mengikuti marathon tadi, Sandiaga Uno mencatat beberapa masalah yang dia rasakan di lapangan.

Antara lain, dia menilai lintasan pelari tidak steril dari kendaran bermotor dan itu sangat membahayakan keselamatan.

“Seperti sudah diprediksi di daerah Juanda, begitu belok dari Hayam Wuruk masalahnya bertahun-tahun di situ. Nanti kita lihat apakah rutenya harus diubah. Secara keseluruhan (Jakarta Marathon 2017) jauh lebih baik dari tahun lalu," kata Sandiaga.

Belajar dari pengalaman tahun ini, Sandiaga mengatakan event Jakarta Marathon tahun depan harus lebih baik.

DIa juga ingin menambahkan nilai-nilai budaya Nusantara. Ide tersebut datang dari Wali Kota Bogor Bima Arya yang ikut hadir dalam acara tadi. 

“Tadi juga Wali Kota Bogor memberikan masukan alangkah indahnya unsur-unsur keseniannya bisa terasa. Jadi nanti akan kami evaluasi bersama penyelenggara dan Kadispora,” katanya. 

Sandiaga optimistis pelaksanaan Jakarta Marathon yang akan atang akan lebih mantap, menggabungkan olahraga dan budaya serta pariwisata.

“Karena ada 1.600 pelari mancanegara yang hadir, saya ketemu (pelari) dari Malaysia, Jepang, Australia, dan Eropa Timur. Mereka jauh-jauh ke sini untuk ikutan," ujar Sandiaga.

Cara tadi diikuti sekitar 16 ribu peserta dengan  tujuh kategori perlombaan. 

"Di Borobudur Marathon atau di Marathon di Bali kan khas Bali, khas Yogya. Tapi, kalau di Jakarta bisa nusantara semua di sini. Itu pembeda dengan marathon yang lain," kata Arya.

Jakarta sebagai Ibu Kota Republik Indonesia, kata Arya, bisa menambahkan nilai-nilai kesenian dari berbagai wilayah dalam acara.  (Handita Fajaresta)

REKOMENDASI

TERKINI