"Sudah lama, dari 2008. Cuma di Panca Buana Global Karisma di pabrik stiker. Nah terus tutup, pindah yang kesini. Tapi masih bos yang sama. Tetep ikut Pak Indra Liyono. Jadi dari pabrik stiker. Sekarang mah di sana bagian packing," tutur Danis.
Mengetahui Kabar Suaminya
Danis mengaku baru mendengar kabar ledakan pabrik mercon dari keluarganya, Kamis (28/10/2017) pagi. Mendengar kabar tersebut, dirinya bersama keluarganya langsung mencari informasi ke RS Polri, lantaran jenazah Slamet tidak berada di RSIA BUN Tangerang ataupun di RSUD Tangerang.
"Kita langsung nyewa mobil, terus menelpon staf-stafnya ya. Teman-temannya dapet informasi katanya disuruh langsung ke RS Polri. Soalnya data-data atas nama Slamet Rahmat nggak ketemu di RSIA BUN Tangerang atau RSUD Tangerang," kata Danis
Baca Juga: Bertambah, Korban Tewas Ledakan Pabrik Petasan Kini Jadi 48 Orang
Sesampainya di Posko Ante Mortem, Danis menyerahkan sejumlah data yang dibutuhkan tim DVI (Disaster Victim Identification) Polri untuk dilakukan proses identifikasi jenazah.
"Langsung kesini, tes DNA anak saya. Langsung konfirmasi ngasih foto. Saya langsung berangkat ya pas tahu, sampai di RS jam 02.00 pagi. (Jadi yang dikasih) Kartu Keluarga, KTP, sama surat nikah. Sama foto juga ada dua dikasih ke RS (RS Polri)," tutur dia.
Danis berharap, PT. Panca Buana Cahaya Sukses bertanggung jawab atas kasus ledakan pabrik mercon yang menewaskan 48 orang dan 46 mengalami luka-luka.
"Ya kalau bisa tanggung jawab lah pak. Nggak ada yang mau musibah gini. Kalau bisa ya Pak perhatian kan saya juga ada anak kecil. Harus tanggung jawab lah sampai tuntas," tandasnya.
Baca Juga: Tangis Keluarga saat Ambil Jenazah Korban Ledakan Pabrik Petasan