Polisi Dalami Keadaan Gerbang saat Pabrik Petasan Kosambi Meledak

Jum'at, 27 Oktober 2017 | 17:03 WIB
Polisi Dalami Keadaan Gerbang saat Pabrik Petasan Kosambi Meledak
Pabrik petasan di Jalan Raya SMPN 1, Kosambi, Belimbing, RT 20, RW 10, Tangerang, Banten, yang meledak pada Kamis (26/10/2017), diketahui milik PT Panca Buana Cahaya Sukses. [Putra/Zarkasih Aray]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Polisi tetap bersikeras menyebut kondisi pintu depan PT Panca Buana Cahaya Sukses, pada saat terjadi kebakaran pada Kamis (26/10/2017) tidak terkunci dari luar.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Nico Afinta menyampaikan hal itu diketahui dari saksi yang selamat setelah ke luar dari pintu depan pabrik petasan kembang api tersebut.

"Tidak (terkunci), karena ada saksi yang selamat dari gerbang depan itu. Namanya pagar depan pasti ada kuncinya," kata Nico di Polda Metro Jaya, Kamis (27/10/2017).

Menurutnya, polisi sejauh ini belum mendapatkan keterangan dari saksi yang menyatakan jika saat kejadian kebakaran, kondisi gerbang pabrik tersebut dalam keadaan terkunci.

Baca Juga: Kepanikan Buruh saat Terkepung Api di Pabrik Petasan Kosambi

"Yang jelas depan pasti tidak dikunci krn ada saksi yang keluar," kata dia.

Nico juga menyampaikan belum mendapatkan keterangan soal pintu samping yang berada di bagian belakang pabrik apakah terkunci atau tidak saat kebakaran terjadi.

"Kalau (pintu) samping belum tahu, karena kami belum temukan saksi yang bisa benarkan soal itu," kata Nico.

Sebelumnya, karyawati pabrik bernama Titik (48) mengaku lolos dari maut karena tidak masuk kerja saat pabrik petasan tersebut terbakar.

"Saya nggak masuk kemarin. Hari Rabu itu saya masuk. Terus hari ini saya mikir istirahat saja dulu, mau ada acara soalnya," kata Titik.

Baca Juga: Puluhan Mobil dan Motor Milik Buruh Pabrik Petasan Ludes Terbakar

Kamis pagi, Titik mengaku lewat di depan gudang maut itu. Tak seperti biasanya, pagi kemarin pintu utama gudang digembok dari luar.

"Saya juga mikir kok tumben ya ini digembok. Biasanya mah nggak ada digembok begitu. Kita biasanya ya keluar beli es, kalau mau wudhu juga keluar. Tapi kemarin digembok," ujar Titik.

Di depan gudang, Titik sempat melihat salah satu temannya. Tapi, tidak sempat bertegur sapa. Sementara di sekitar gudang, dia melihat banyak anggota polisi.

"Kata saudara itu polisi mau ada rapat atau apa gitu. Banyak di situ," tutur Titik.

Tidak lama setelah dia meninggalkan gudang, tiba-tiba terdengar suara ledakan keras. Awalnya, dia mengira ada bom. Titik tak tahu kalau ledakan itu terjadi di gudang yang di dalamnya banyak orang. Dalam perjalanan pulang, ia baru dapat kabar kalau gudang tempat dia bekerja terbakar. Dia teringat di sana teman-temannya sedang bekerja.

"Saya langsung cepat pulang, saya ke rumah teman, ke sana, ke sini, itu semua nggak ada. Semua masuk kerja. Saya langsung lemas mas. Nggak tahu lagi dah mau ngapain," ujar Titik.

Dalam insiden kebakaran itu, sebanyak 47 orang tewas dan 46 orang mengalami luka bakar. Polisi masih mengidentifikasi puluhan jenazah korban kebakaran pabrik tersebut.

Namun sejauh ini penyebab kebakaran pabrik milik warga bernama Indra Liyono (40) belum terungkap.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI