Anies, Selendang Warga Bukit Duri, dan Bayi Bernama Sipuing

Jum'at, 27 Oktober 2017 | 10:11 WIB
Anies, Selendang Warga Bukit Duri, dan Bayi Bernama Sipuing
Ibu Sadiah dan cucunya di antara perwakilan warga Bukit Duri korban penggusuran yang menemui Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, di Balai Kota, Jumat (27/10/2017). [Suara.com/Dwi Bowo Raharjo]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan disambangi perwakilan warga Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, korban penggusuran era lalu, Jumat (27/10/2017).

Warga Bukit Duri ke Balai Kota ingin tahu tindak lanjut Anies, setelah pemprov dinyatakan kalah oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, atas gugatan perwakilan kelompok (class action) mereka.

Seusai menemui warga, Anies sempat menceritakan seorang perwakilan warga yang datang itu, pernah terlibat perbincangan dengan dirinya sewaktu kampanye Pilkada 2017. Ketika itu, ibu tersebut memberikan Anies sehelai selendang.

Baca Juga: Menang Gugatan, Warga Bukit Duri Tagih Janji Anies-Sandi

Anies menceritakan, ketika dirinya berkampanye di Jalan Poncol, Kelurahan Bukit Duri, awal Januari 2017, ia diberikan kain gendongan dari warga bernama Sadiah (50).

Kain tersebut sebagai simbol Ibu Sadiah menggantungkan masa depan cucunya dan anak-anak Bukit Duri lainnya kepada Anies.

"Selendang itu diberikan dari ibu yang tadi datang dengan anaknya, ibu Sadiah," ujar Anies di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.

"Saat itu, sambil diberikan, dia bilang 'Pak Anies ini selendang yang diberikan sering saya pakai untuk menggendong anak saya. Saya berikan selendang ini pada bapak. Tolong bapak gendong anak-anak kami di Jakarta’," tutur Anies menirukan perkataan Sadiah saat itu.

Anies menerangkan, selendang itu terus dibawa dan diletakan di mobil pribadinya, Toyota Innova berwarna hitam bernomor polisi B 2507 BKU.

Baca Juga: Warga Akuarium Bantah Kembali Bangun Gubuk karena Anies-Sandi

"Saya bawa terus dan menjadi pengingat bagi saya. Ini adalah amanat dari seorang ibu di sebuah kampung yang telah menjadi puing-puing," tukasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI