PKL Kuasai Tanah Abang Lagi, Sandiaga: Solusinya Duduk Bersama

Kamis, 26 Oktober 2017 | 11:31 WIB
PKL Kuasai Tanah Abang Lagi, Sandiaga: Solusinya Duduk Bersama
Suasana pedagang kaki lima (PKL) berjualan di sepanjang trotoar di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta, Senin (15/5).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Wakil Gubernur Jakarta Sandiaga Salahudin Uno bertemu dengan Satuan Polisi Pamong Praja, Kamis (26/10/2017), untuk membahas penanganan kesemrawutan sekitar Pasar Tanah Abang.
 
"Salah satunya ia (membicarakan pengaturan Tanah Abang)," kata Sandiaga di Balai Kota, Jalan Medan Medeka Selatan, Jakarta Pusat.
 
Dalam pertemuan tersebut membahas penataan pedagang kaki lima di Tanah Abang akan dilakukan dengan pendekatan humanis.
 
"(Tindakan tegas) itu bukan solusi ya. Solusinya adalah duduk bersama kita dengar bersama," katanya.
 
Sandiaga berencana memanggil semua stakeholder yang berkaitan dengan Pasar Tanah Abang untuk rembugan.
 
"Kita dengarkan semua, dengar dari semuanya. Terlalu dini untuk mengambil keputusa. Kita harus lihat data-datanya. Semua kebijakan itu harus berbasis data," kata Sandiaga.
 
Jokowi Inspirasi 
 
Kisah sukses Presiden Joko Widodo (ketika masih jadi gubernur Jakarta) menata pedagang kaki lima Pasar Tanah Abang perlawanan menginspirasi Sandiaga.

"Tadi disampaikan juga sama Pak Jokowi saat pembicaraan, soal penataan kampung kumis, kumuh miskin. Pak Jokowi sampaikan, orang Indonesia diajak makan aja, undang ke balai kota, pasti rapi. Nanti ada juga rencana seperti gitu (di Tanah Abang)," kata Sandiaga di gedung Koperasi dan UKM, Jalan Rasuna Said, Kuningan Jakarta Selatan, Rabu (25/10/2017).

Sandiaga mengatakan telah mempraktikkan strategi Jokowi ketika masih menjabat gubernur Jakarta dan hasilnya positif.

"Kemarin saya undang yang kampung Bayam, diajak makan senangnya minta ampun, dan langsung bilang, ya sudahlah, kita ikut aja pemprov maunya apa. Intinya sentuhan saja," katanya.

Tetapi Sandiaga juga ingin mengajak warga terlibat langsung dalam memecahkan masalah.

"Jadi ada instituional knowledgenya, bukan hanya didrive oleh kebijakan gubernur dan wakil gubernur. Nanti kalau gubernur dan wagub berganti, yang bawah nggak bisa menghadirkan solusi, nanti balik lagi seperti dulu," katanya.

"Maunya dari bawah, mereka sampaikan pemikiran dan pro kontranya. Saya bilang selalu bawa komunitas, jangan pernah mengambil posisi solusi terbaik datang dari pemerintah. Solusi terbaik datang dari sebuah pemikiran bersama," Sandiaga menambahkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI