Perasaan Ibunda yang Putrinya Dibunuh dan Tak Terungkap

Selasa, 24 Oktober 2017 | 12:27 WIB
Perasaan Ibunda yang Putrinya Dibunuh dan Tak Terungkap
Keluarga Puspo Arum [suara.com/Dinda Shabrina]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Ratna (47) tak dapat menyembunyikan perasaan sedih. Sesekali dia menangis ketika menceritakan kembali mendiang putrinya, Tri Ari Yani Puspo Arum.

Puspo merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara. Arum diduga dibunuh dan jenazahnya ditemukan di kamar kosnya, Jalan H. Asmat Ujung, Perumahan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, pada Senin (9/1/2017). Sampai sekarang, polisi tidak berhasil mengungkap kasus tersebut.

Keluarga sudah benar-benar memasrahkan penanganan kasus Arum kepada pihak berwajib.

Ketika ditemui Suara.com di rumah Jalan Albasor, Kelurahan Dukuh, Kramatjati, Jakarta Timur, Selasa (24/10/2017), Ratna menceritakan dari awal lagi.

Suatu hari, dia mendapat kabar dari kekasih Puspo, Zaenal, dan teman Puspo, Mita. Ratna dikabari lewat telepon kalau Puspo sakit. Lantas, Ratna meminta tolong kedua teman Puspo untuk segera mengantarkan ke rumah sakit, nanti keluarga menyusul.

"Ibu Arum sakit. Ya sudah tolong bawa dulu ke rumah sakit. Ibu menyusul sama bapak," kata Ratna.

Puspo dibawa ke Rumah Sakit Siloam di Jakarta Barat.

"Itu saya nggak pakai ganti baju. Langsung berangkat (ke RS) sama bapak mas. Itu belum ada curiga sama sekali kalau Arum meninggal dibunuh mas," kata Ratna.

Di perjalanan, perasaan Ratna biasa-biasa saja. Dia berpikir sakitnya akan segera diangkat.

"Saya di jalan menuju rumah sakit, masih biasa saja mas. Memang Arum sekitar dua minggu sebelum meninggal, mengeluh sakit saya bawa ke Rumah Sakit. itu karena kecapean," ujar Ratna.

Di perjalanan, Ratna menghubungi saudara yang tinggal di Jakarta Barat untuk melihat Arum di rumah sakit.

Ratna masih di perjalanan, sementara saudara yang dia hubungi tadi sampai ke rumah sakit lebih dulu.

Tiba-tiba teleponnya berdering. Jantung Ratna serasa nyaris berhenti berdenyut karena kaget.

"Itu saya masih posisi di jalan. Dikabari Arum sudah nggak ada (meninggal). Saya lemas di jalan. langsung peluk bapak. Itu masih tahunya Arum meninggalnya karena sakit," kata Ratna.

Sesampai di rumah sakit, yang ada dipikiran Ratna hanyalah segera ketemu Arum.

Dia sempat bingung untuk menemukan ruangan Arum.

"Ternyata ketemu dokter kasih tahu Arum bukan meninggal karena sakit, tapi kasus kriminal pembunuhan," ujar Ratna.

Shock

Mendengar keterangan dokter, ayah Puspo, Kasim, sangat marah. Dia marah karena kenapa anaknya dibunuh. Dia sampai meluapkan emosi dengan memukul kaca rumah sakit.

"Saya langsung shock. Nggak tau mau ngapain saat itu. Saya hanya bisa nangis. Bapaknya dengar langsung ditonjok meja kaca rumah sakit. Nggak nyangka Arum meninggal seperti itu," kata Ratna.

Semua anggota keluarga heboh. Ratna mencari kedua teman Arum yang membawa pertamakali membawa Arum ke Rumah Sakit.

"Saya cari teman Arum mas. Nggak ada di rumah sakit. Saya mau tanya kenapa sampai arum seperti ini. Saya mau tanya jelas. Tapi dua temannya itu sudah diperiksa polisi," ujar Ratna.

Keluarga Arum juga diminta keterangan polisi ketika itu. Polisi pun melakukan olah tempat kejadian perkara di rumah kos.

Keluarga berharap kasus segera terungkap dan pelaku ditangkap.

Tetapi sejak itu, sampai sekarang kasus tetap misterius.

Informasi mengenai apakah Puspo meninggal ketika pertamakali ditemukan di kamar mandi kos sekitar pukul 09.00 WIB atau meninggal di perjalanan ke rumah sakit masih simpang siur.

Menurut keterangan dari kepolisian, ketika itu tubuh Puspo bersimbah darah. Ada luka tusuk dan luka sayatan di tangan. Sejumlah barang berharga mahasiswi tersebut juga raib.

REKOMENDASI

TERKINI