Rizieq Jadi Panutan, Profesional Muslim Semakin Konservatif

Reza Gunadha Suara.Com
Selasa, 24 Oktober 2017 | 07:17 WIB
Rizieq Jadi Panutan, Profesional Muslim Semakin Konservatif
[Bidik layar Youtube/@IndoNews Terupdate]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sekretaris Majelis Hukum dan HAM Pimpinan Pusat Muhammadiyah Fajar Riza Ul Haq, mengomentari masuknya Habib Rizieq Shihab sebagai salah satu ulama panutan kelas menengah di Indonesia. Hal  itu merujuk survei yang dilakukan Alvara Research Center.

"Tampilnya Habib Rizieq sebagai salah satu tokoh panutan di kalangan kelas menengah Muslim, merefleksikan corak keberagamaan yang berpengaruh hari ini didominasi konservatisme dan eksklusivisme," kata Fajar di Jakarta, Senin (24/10/2017).

Dalam survei itu, ulama pertama yang menjadi rujukan kelas menengah di Indonesia adalah ustazah Mama Dedeh. Ia mendapat 25,3 persen suara dukungan responden.

Baca Juga: Gara-gara Kartu Merah, Bonucci Batal Reuni dengan Juventus

Pada posisi kedua, terdapat nama Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym dengan dukungan 23,4 persen responden. Sementara posisi ketiga ditempati Rizieq Shihab dengan persentase dukungan sebesar 13,9 persen.

Fajar mengatakan, ketiga ulama panutan itu mengalahkan popularitas tokoh dari ormas Islam terbesar di Indonesia, yaitu Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama.

Menurutnya, hasil survei itu harus menjadi gambaran menyikapi kenyataan, bahwa kalangan profesional baik itu PNS, pegawai swasta, pegawai BUMN mulai menempatkan Rizieq sebagai sosok yang berpengaruh.

Karenanya, ia mengkhawatirkan survei itu menunjukkan bahwa pikiran dan perilaku kalangan profesional Muslim kekinian menuju konservatisme dan ekslusivisme.

Sebabnya, Rizieq yang juga seorang terdakwa kasus pornografi itu selalu mempromosikan jargon "NKRI Bersyariah" yang jelas tidak sejalan dengan konsensus nasional yang menyepakati Pancasila.

Baca Juga: Cetak Gol Menakjubkan, Giroud Gondol Puskas Award

Menurut Fajar, responden survei itu kekinian masih menjabat di tingkatan menengah. Tapi, dalam 5-10 tahun ke depan, bisa saja mereka merupakan pemimpin-pemimpin di suatu divisi atau pos-pos yang mempengaruhi kebijakan publik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI