Suara.com - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengklarifikasi pemberitaan media online Inggris, BBC, terkait wawancara soal korban pemerkosaan dengan mengundang 18 aktivis perempuan.
"Para aktivis perempuan sudah mendengar langsung penjelasan dengan detail dan memahami apa yang dibuat media online itu tidak benar," kata Jenderal Polisi Tito Karnavian di Jakarta, Senin (23/10/2017).
Sebelumnya BBC mewartakan bahwa Tito menjelaskan dalam kasus pemerkosaan, "terkadang polisi harus bertanya kepada korban, apakah merasa baik-baik saja setelah diperkosa dan apakah selama pemerkosaan merasa nyaman."
"Pertanyaaan seperti itu yang biasanya ditanyakan oleh penyidik sewaktu dalam pemeriksaan, untuk memastikan, apakah benar korban diperkosa atau hanya mengaku diperkosa, untuk alasan tertentu," jelas Tito.
Tito, seperti dilansir Antara, menegaskan memiliki komitmen untuk melindungi perempuan dan anak yang terkena kasus kekerasan dengan membentuk unit khusus pada tingkat polsek hingga Mabes Polri.
Kapolri juga merekrut ribuan polisi wanita untuk menangani perkara yang mendera kaum perempuan dan anak.
Jenderal polisi bintang empat itu menyambut baik gagasan Komisi Nasional (Komnas) Perempuan untuk kerja sama memberikan advokasi kepada korban pemerkosaan bersama Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri.
Tito memerintah seluruh petugas kepolisian membantu korban pemerkosaan yang kesulitan dan kebingungan untuk melaporkan dengan mengoptimalkan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) pada seluruh polda.
"Diminta perhatian dan pelakuan khusus dari petugas kepada korban perkosaan karena terkadang korban kebingungan terhadap kejadian yang menimpanya," tutur Tito.
Petugas kepolisian juga mempertimbangkan psikologis dan empati terhadap korban perkosaan saat dilakukan pemeriksaan dengan menghindari pertanyaan yang tidak penting.
Polri juga akan memperbanyak pelatihan bagi anggota kepolisian yang ditempatkan pada Unit PPA agar memahami cara tepat menangani perkara kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Tito mengundang 67 perwakilan aktivis perempuan dan gender guna meluruskan pemberitaan media online luar negeri di rumah dinas Kapolri Jalan Pattimura Kebayoran Baru Jakarta Selatan sejak pukul 16.00 WIB hingga 18.00 WIB.
Kapolri dalam pertemuan itu didampingi Kabareskrim Polri, Kadiv Propam Polri, Karo Penmas Div Humas Polri, Wakapolda Metro Jaya, penyidik tindak pidana terhadap Perempuan dan Anak Bareskrim Polri dan Polda Metro Jaya.
Sementara itu aktivis perempuan dan gender yang hadir antara lain Pertiwi Rusmanhadi (DERAP WARAPSARI), Wulandari Danoekoesoemo (Lentera Sintas Indonesia) dan Netty Prasetyani Achmad Heryawan yang juga istri Gubernur Jabar (anggota Maju Perempuan Indonesia atau MPI).
Penjelasan Kapolri soal Komentarnya di BBC Terkait Pemerkosaan
Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 24 Oktober 2017 | 02:24 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
PDIP Desak Kapolri Dicopot karena Kasus Cawe-cawe 'Partai Cokelat', Listyo Sigit Malah Dipuji Habiburokhman, Kenapa?
29 November 2024 | 18:25 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI