Suara.com - Anggota Komisi I DPR Jazuli Juwaini meminta pemerintah Amerika Serikat untuk memberikan penjelasan lengkap, mengenai insiden melarang Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo bepergian ke wilayah mereka, pada Sabtu (21/10) akhir pekan lalu.
"Meski larangannya sudah dicabut, tetap harus dijelaskan kenapa alasannya," kata Jazuli dihubungi Suara.com, Jakarta, Senin (23/10/2017).
Ketua Fraksi PKS ini menilai, pelarangan Gatot ke AS bisa menjadi insiden diplomatik yang serius. Apalagi bila tidak ada keterangan yang jelas.
Baca Juga: Din Syamsuddin Jadi Utusan Khusus Jokowi
"Masalahnya jelas ada di pihak AS. Meski Duta Besar AS sudah minta maaf, Pemerintah AS secara resmi harus menjelaskan seterang-terangnya apa masalahnya," tukasnya.
Dia juga mendukung penuh sikap Menteri Luar Negeri Retno L Marsudi, yang tidak menganggap masalah ini selesai setelah Kedubes AS di Jakarta mengajukan permintaan maaf.
"Sikap Menlu sudah tepat. Apalagi pemberitahuan bahwa panglima tidak diizinkan masuk disampaikan melalui pihak maskapai. Jelas ini tidak profesional dan tidak proporsional dalam kerangka diplomasi dua negara," terangnya.
Jazuli menegaskan, Panglima TNI adalah pejabat penting negara dan diundang resmi oleh Panglima Angkatan Bersenjata AS sebagai pejabat negara untuk acara kenegaraan.
"Ada etika dan kepatutan diplomatik yang dilanggar dalam hal ini, karena menyangkut wibawa dan marwah negara," tuturnya.
Baca Juga: Jokowi Ungkap Din Syamsuddin Sempat Bimbang Jabat Utusan Presiden
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menghadap Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta.
Retno menghadap Jokowi untuk melaporkan klarifikasi dari Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, mengenai penolakan Panglima TNIJenderal Gatot Nurmantyo memasuki Amerika.
"Saya sudah lakukan pertemuan dengan Wakil Dubes AS tadi pagi, jadi semuanya sudah saya laporkan kepada bapak Presiden," kata Retno LP Marsudi di Istana.
Retno kemudian menjelaskan, ada sejumlah hal yang disampaikan oleh Wakil Duta Besar AS untuk Indonesia Erin Elizabeth Mckee.
Pertama, AS menyatakan pentingnya Indonesia bagi Amerika dan hubungan kedua negara dalam keadaan baik.
Kedua, mereka telah konfirmasi bahwa rencana keberangkatan Panglima TNI dan rombongan adalah untuk memenuhi undangan Panglima Angkatan Bersenjata Amerika Serikat, Jenderal Joseph F Durford, Jr untuk menghadiri acara Chiefs of Defence conference on country violent Extremist organizations ( VEOs) ada 23-24 Oktober 2017.
"Ketiga, mereka regret and apology (menyesal dan memohon maaf) atas kejadian yang tentunya menyebabkan ketidaknyamanan ini," ujar dia.
Selain itu, kata Retno, perwakilan Pemerintah AS di Jakarta itu menyatakan telah mencabut larangan Panglima TNI masuk Amerika. Pemerintah AS mempersilakan dan menyambut baik kedatangan Gatot ke negerinya.