Suara.com - Mantan supir PT. Pertamina Patra Niaga yang berdandan ala zombie kembali demonstrasi di depan Istana Merdeka, Senin (23/10/2017). Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla diharapkan memperhatikan tuntutan mereka.
Mantan supir yang tergabung dalam Awak Mobil Tangki longmarch dari kantor LBH Jakarta, Jalan Diponegoro.
Sesampai di depan Istana merdeka, mereka berorasi dan menampilkan berbagai aksi untuk menarik perhatian.
Salah satu mantan supir bernama Anwar (33). Dia berasal dari Plumpang, Jakarta Utara. Dia mengaku diberhentikan secara sepihak oleh perusahaan dan tidak mendapatkan hak. Jangankan mendapatkan hak, dia mengaku diintimidasi.
"Kita tuh selalu diintimidasi.Tuntutan kami tuh hak-hak normatif yang ternyata tidak dibayarkan. Disaat kita menuntut hak kita, kita malah di PHK semua," katanya.
"Jadi semua yang ikut serikat langsung di PHK semua tanpa uang sepeser pun atau pesangon," Anwar menambahkan.
Itu sebabnya, Awak Mobil Tangki turun ke jalan untuk berjuang.
"Kita tidak terima, makanya kita perjuangin sampai saat ini," ujar dia.
Hak normatif yang dimaksud Anwar, antara lain upah lembur, gaji, dan juga BPJS.
Anwar mengaku sudah bekerja di anak perusahaan Pertamina sejak 2011. Dia diberhentikan sekitar enam bulan yang lalu.
"Kita hanya minta tuntutan kita segera dipenuhi, dipekerjakan kembali, bekerja sesuai aturan undang-undang. Diatas delapan jam kerja ada itungannya lembur," tambahnya.
Mantan supir Pertamina Patra Niaga juga demonstrasi tepat pada tiga tahun pemerintahan Jokowi dan Jusuf Kalla, pekan lalu.
Sebelumnya berjalan kaki dari Bandung, Jawa Barat. Mereka butuh waktu delapan hari untuk sampai Jakarta. Sebelum ke depan Istana, mereka terlebih dahulu mampir di YLBHI.
"Kami sebanyak 50 orang berjalan kaki dari Gedung Sate, Bandung sampai Jakarta selama delapan hari. Alhamdulillah kami selamat semua sampai sini," kata Koordinator aksi, Heri Sugiri.
Penampilan mereka tak lazim. Wajah dicat berwarna merah, seragam perusahaan yang mereka pakai robek - robek. Itu semua bukan tanpa makna.
"Kami menyebut seperti zombie dengan pakaian ini bentuk perlawanan kami memberi kritik kepada pemerintah yang tidak berpihak kepada kami," ujar Heri. [Melly Manalu]