Bom Meledak di Mogadishu, Tujuh Orang Tewas

Adhitya Himawan Suara.Com
Senin, 23 Oktober 2017 | 06:50 WIB
Bom Meledak di Mogadishu, Tujuh Orang Tewas
Jenazah korban ledakan bom di Mogadishu, Somalia. [Reuters/Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Bom jalanan menewaskan setidak-tidaknya tujuh orang pada Minggu (22/10/2017). Korban tewas kebanyakan wanita petani, di luar ibukota Somalia, yang dikuasai pegaris keras.

Truk pembom di Mogadishu pada akhir pekan lalu menewaskan setidak-tidaknya 358 orang, dengan 56 orang masih hilang. Hampir semua korban tewas adalah warga dan serangan tersebut memicu unjuk rasa kemarahan di ibu kota Somalia itu.

Pengeboman pada Minggu menghantam sebuah minibus di desa Daniga, sekitar 40 kilometer barat laut Mogadishu.

Baca Juga: Bom Somalia Tewaskan 276 Orang, Presiden: Kami Perlu Darah

"Kami mendengar kecelakaan besar hari ini dan kami pergi ke tempat kejadian itu. Kami melihat sebuah minibus hancur dan setidak-tidaknya tujuh mayat, kebanyakan wanita. Kami tidak dapat mengenali beberapa orang. Mereka terlihat hanya potongan daging manusia," kata saksi, petani Nur Abdullahi, melalui telepon.

Daerah pengeboman tersebut dekat dengan wilayah al Shabaab, pegaris keras terkait al-Qaeda, yang ingin menggulingkan pemerintahan lemah yang didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa dan memberlakukan hukum Islam yang ketat.

"Kami takut," kata Abdullahi, "Ratusan petempur bertopeng ada di mana-mana dan kami mengantisipasi pemerintah akan menyerang di sini. Mereka juga menempatkan tambang di mana-mana dan hari ini kami mengemas baju kami untuk melarikan diri," katanya.

Perwira militer mengatakan jumlah korban tewas mungkin lebih tinggi.

"Kami tahu minibus meninggalkan (kota) Afgooye pagi ini dan minibus itu membawa petani, kebanyakan wanita," kata Kapten Isa Osman dari Tentara Nasional Somalia.

Baca Juga: Dua Bom Meledak di Jantung Kota Somalia, 85 Orang Tewas

"Minibus itu membawa lebih dari 10 orang. Kami tidak bisa mendapatkan banyak rincian karena daerah tersebut tidak dikuasai oleh pemerintah," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI