”Saya tak bisa membaca. Istri saya juga buta huruf. Tapi, saya biasa bekerja keras, andalkan otot. Karena saya punya tenaga, saya gunakan untuk kesembuhan Yanuar,” tambahnya.
Sikap tak mau merepotkan orang lain itu terus berlanjut, ketika Suprijadi mendaftarkan Yanuar untuk berobat di RSUD dr Soetomo.
Awalnya, kata dia, Yanuar dibantu oleh saudaranya yang bekerja di RSUD tersebut. Tapi lama kelamaan, ia merasa sungkan.
Akhirnya, Suprijadi memutuskan untuk mengobati Yanuar di RSUD itu memakai jalur administratif resmi. Kekinian, ia berupaya mendapatkan kartu keluarga (KK) dari Pemkot Surabaya untuk mendapatkan bantuan.
Baca Juga: Surat dari Penumpang Kapal Titanic 105 Tahun Silam Dilelang
Kisah ini kali pertama diketahui setelah akun Facebook bernama @bintang CBT Sidoarjo menyebarkannya kepada warganet.
Akun itu menuliskan, Suprijadi membawa Yanuar memakai gerobak dari Madiun pada Selasa (17/10) pagi.
Suprijadi tak pernah berhenti di jalan, sehingga mereka sampai di Kota Surabaya pada Rabu (18/10).
Setelah kisah itu viral, BPB Linmas Surabaya langsung bergerak mencari Suprijadi dan Yanuar untuk diberikan pertolongan.
"Petugas dari BPB LINMAS, Satpol PP, Dinas Kesehatan, PMI, dan DP5A mendampingi Bapak Suprijadi beseta anaknya. Kami antarkan mereka ke rumah saudaranya, di Jl Nanas RT10/RW3 Geluran Sepanjang,” kata Kepala Satpol PP Kota sekaligus Plt BPB Linmas Surabaya Irfan Widianto.
Baca Juga: Aksi 3 Tahun Jokowi-JK, Ini 14 Mahasiswa yang Ditangkap Polisi
Ia mengatakan, Yanuar harus beristirahat terlebih dulu sehingga baru bisa ke RSUD dr Soetomo untuk diperiksa pada Kamis (19/10).