Hari Santri Nasional, Lesbumi Gelar 'Nusantara Bertirakat'

Sabtu, 21 Oktober 2017 | 17:11 WIB
Hari Santri Nasional, Lesbumi Gelar 'Nusantara Bertirakat'
Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi), organisasi keseniaan Nahdlatul Ulama, menggelar diskusi bertajuk “Nusantara Bertirakat” di Griya Utami Omah Budoyo, Jalan Condet Raya, Jakarta Timur, Sabtu (21/10/2017). [Suara.com/Nikolaus Tolen]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi), organisasi keseniaan Nahdlatul Ulama, menggelar diskusi bertajuk “Nusantara Bertirakat” di Griya Utami Omah Budoyo, Jalan Condet Raya, Jakarta Timur, Sabtu (21/10/2017).

Diskusi itu merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Santri Nasional, yang jatuh pada 22 Oktober 2017, Minggu besok.

"Hari ini kami diskusi dalam rangka menyongsong Hari santri Nasional dengan mengundang narasumber lintas keyakinan. Kami membicarakan tentang nusantara bertirakat," kata Wakil Sekretaris Jenderal Lesbumi NU Abdullah Wong.

Baca Juga: Komisi III DPR: KPK Selama Ini Terkesan seperti 'Superman'

Menurut Wong, mentirakati Indonesia sama dengan mengasah perasaan mensyukuri nikmat Tuhan. Mengasah perasaan seperti itu diharapkan antarumat beragama bisa saling menghargai.

"Kenapa nusantara bertirakat? Karena tidak ada satu lompatan luar biasa tanpa adanya rasa. Pada era wali-wali, mereka juga adalah orang-orang yang melewati proses tirakat dan kemudian mencapai pencerahan," terangnya.

Dalam acara ini turut hadir Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin), Uung Sendana; tokoh agama Hindu yang juga dosen Faakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, I Made Suparta; Wakil Sekretaris Jenderal PBNU, Suwadi D Pranoto; dan, Sekretaris Jenderal Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP), Romo Johannes Hariyanto.

Romo Johanes mengatakan, masyarakat kekinian cenderung tidak lagi mementingkan proses dalam mendapatkan sesuatu.

Asal usul tidak lagi jadi pertimbangan dalam mengambil keputusan. Agama juga terjebak dalam tren seperti itu.

Baca Juga: Aksi Protes 3 Tahun Jokowi-JK, 14 Mahasiwa Ditangkap

"Bahkan agama pun masuk dalam ’jebakan batman’ ini. Di indonesia, problem kita adalah mabuknya, mabuk agama. Karena apa-apa pakai istilah agama," tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI