Suara.com - Wakil Gubernur Jakarta Sandiaga Uno menilai tingginya Upah Minimum Provinsi (UMP) di Jakarta akan berdampak buruk pada dunia usaha. Tetapi, ia juga tidak ingin menetapkan UMP tahun 2018 yang terbilang kecil.
"Jadi kalau UMP-nya terlalu tinggi akan buruk di dunia usaha. Banyak yang nanti kesulitan menyesuaikan. Tapi tak boleh terlalu rendah, karena biaya hidup semakin tinggi," ujar Sandiaga seusai acara Tea Walk di Agro Wisata Gunung Mas Puncak, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (21/10/2017).
Karenanya, Sandiaga berjanji mencari titik keseimbangan antara pengusaha dan buruh.
Baca Juga: Unik, Rumah Bordil Ini Tak Sediakan Perempuan Tapi Boneka
Sandiaga baru menerima laporan soal UMP DKI tahun depan dari Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI), Rabu (18/10).
KSBSI saat itu melakukan aksi di depan Balai Kota Jakarta, menuntut gaji Rp4,152,289 per bulan untuk UMP tahun depan.
Sejauh ini Sandiaga belum berani memastikan angka untuk UMP tahun 2018.
"Saya mesti lihat dulu, laporannya baru masuk. Satu sampai dua hari kedepan (baru tahu). Saya tidak mau berkomentar soal kisaran," terangnya.
Selain itu, Sandiaga mengatakan telah bertemu perwakilan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia. Ia mengklaim KSPI mendukung pemerintah dalam menggodok besaran UMP, asalkan tidak merugikan buruh.
Baca Juga: Anies Dambakan Jakarta Punya Tempat Sejuk seperti di Puncak
"KSPI datang dan kami terima. Hubungannya baik, saya yakin mereka juga mendukung kebijakan yang win-win solution," tandasnya.